Kamis, 06 September 2012

Menteri LH: SYL Luar Biasa



KAMIS, 06 SEPTEMBER 2012 

alt
MAKASSAR,  – Menteri Lingkungan Hidup Beerth Kambuaya menilai Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo sebagai orang yang ekstra ordinary person atau orang yang memiliki kemampuan di atas manusia biasa dengan kata lain luar biasa.
“Pak Syahrul itu ekstra ordinary person, sangat luar biasa. Jadi, jangan coba-coba jadi Gubernur Sulsel kalau belum bisa menyaingi kemampuan beliau. Tidak gampang menjadi Gubernur Sulsel,” kata Beerth di sela-sela pembekalan lingkungan hidup bagi pramuka, kerja
sama Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumapapua, Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kwartir Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan di Hotel Aryaduta, Makassar, Rabu, 5 September.
Menurutnya, Syahrul adalah pemimpin yang punya komitmen tegas dan jelas terhadap pelestarian lingkungan hidup. Pasalnya, pendidikan dan kesehatan akan baik jika lingkungan baik.
“Kalau ada pemilihan kepala daerah, pilih yang care (peduli) terhadap lingkungan. Kalau saya orang Sulsel, saya akan pilih lagi Pak Syahrul,” ujarnya.
Dijelaskan, pelayanan publik termasuk menghadirkan lingkungan yang baik, merupakan tanggung jawab kepala daerah. Warga harus minum air yang bersih dan menghirup udara yang bebas polusi.
“Semua itu menjadi tanggung jawab kepala daerah. Jangan sekali-kali pilih pemimpin yang tidak care terhadap lingkungan karena dampaknya besar,” imbaunya.
Sementara itu, Gubernur Syahrul Yasin Limpo mengatakan, semua orang harus memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, termasuk Pramuka. “Sebagai warga negara, kita tidak boleh merugikan atau mengkorupsi apa yang ada di negeri ini,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, dalam 4 tahun terakhir, di Sulsel telah ditanam 125 juta pohon. Ia meyakini, memperbaiki lingkungan harus diubah dengan agenda intelektual, manajemen agenda, dan perilaku yang baik.
“Di Sulsel ini, RAB/RAK pembangunan jalan harus disertai dengan penanaman pohon dan tercantumkan anggarannya,” ungkapnya.
Tidak hanya di daerah dataran rendah, kata Syahrul, dataran tinggi dan pegunungan bahkan daerah-daerah yang sulit dijangkau juga dilakukan penghijauan dengan menggunakan program airseeding. Dana yang disiapkan untuk uji coba sebesar Rp20 miliar.
“Yang di atas gunung pun harus ditanami. Karena itu, harus dipantau dan dikendalikan,” tutur mantan Bupati Gowa dua periode ini.
Sebagai Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka, Syahrul berharap, organisasi tersebut ada di setiap sekolah dengan program utamanya penanaman pohon.
“Pramuka harus diajarkan cara-cara membibit dan harus ada instruktur di tiap kecamatan. Kita lakukan pelatihan melakukan pembibitan untuk hutan dan lingkungan hidup. Harus ada target, jangan sampai pelatihan itu menguap,” urainya. (mg3/eky/ute)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar