Rabu, 25 April 2012

SYL: I La Galigo Bukti Kehebatan Orang Luwu

RABU, 25 APRil
alt
Hadiri Prosesi Adat Luwu Mappalesso Samaja
 MASAMBA,  –  Gubernur SulselSyahrul Yasin Limpo, yang juga calon gubernur incumbent kembali memuji orang Luwu dengan karya-karya yang dihasilkan. 
Salah satunya menurut SYL adalah I La Galigo. Hal itu diungkapkan Syahrul saat menghadiri prosesi adat Luwu Mappalesso Samaja atau Melepas Nazar, yang dilaksanakan di Baruga Datok Pattimang, Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Luwu Utara, Selasa, 24 April.
Acara itu merupakan rangkaian Festival Internasional I La Galigo yang juga dihadiri Raja dan Sultan se-Nusantara.
Syahrul dalam sambutannya, mengatakan, Mappalesso Samaja dan hikayat I La Galigo, menggambarkan seperti apa wija to Luwu, Sulsel, dan bangsa Indonesia secara luas. Hikayat I La Galigo menggambarkan kejayaan orang Luwu di masa lalu hingga saat sekarang.
“Hikayat I La Galigo merupakan harapan dan inspirasi di masa mendatang,” kata Syahrul.
Indonesia, lanjut Syahrul, merupakan negara yang memiliki keragaman budaya dan adat istiadat. Sebuah keragaman yang membuktikan kebesaran bangsa. I La Galigo merupakan salah satu contoh nyata, karya yang dikagumi dunia.
“Dalam waktu singkat, PBB sebagai badan dunia akan memberikan penghargaan untuk karya I La Galigo. Inilah salah satu bukti kehebatan orang Luwu,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu, mengungkapkan, hikayat I La Galigo sebagai sebuah karya sastra, menggambarkan metodologi kehidupan umat manusia. Bagaimana hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Tuhannya, dan hubungan manusia dengan alam.
“Bahkan, dalam metodologi I La Galigo, menghadirkan kebenaran dengan pendekatan sosiologis, filosofis, hingga yudikatif. Kebenaran untuk kesejahteraan seluruh bangsa ini,” urainya.
Syahrul berharap, Mappalesso Samaja bisa dimaknai secara lebih luas. Bernazar untuk kepentingan bangsa dan negara. Sehingga, rahmat dari Allah SWT berlimpah untuk kesejahteraan rakyat.
“Sudah menjadi tugas pemerintah dalam otonomi daerah untuk menjaga budaya dan kebenaran budaya. Kalau budaya ini tidak kita lestarikan, kita akan kehilangan jati diri nantinya. Ini adalah karya dunia,” imbuhnya.
Sementara, Bupati Luwu Utara Arifin Djunaidi, mengatakan, Desa Pattimang telah ditetapkan sebagai desa wisata sejarah religius. Desa di Kecamatan Malangke itu juga pernah menjadi pusat Kerajaan Luwu dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas.
“Itulah alasan mengapa acara ini dilaksanakan di desa ini,” tuturnya.
Arifin menjelaskan, prosesi adat Luwu Mappalesso Samaja merupakan bagian dari ritual adat dalam kebudayaan Luwu Tradisional yaitu melaksanakan suatu aktivitas yang pernah diikrarkan atau dijanjikan kepada Yang Maha Kuasa. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan setelah sebuah permohonan dalam sebuah doa dikabulkan oleh Tuhan.
Di sela-sela pelaksanaan prosesi adat Mappalesso Samaja, Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, menerima pin kekerabatan kedatuan dari Yang Mulia Cenning Luwu Andi Sitti Huzaimah Opu Daeng Ripajung. Usai prosesi adat, Syahrul juga berziarah ke makam Raja Minangkabau Dato Sulaiman dan makam Raja Luwu XV Andi Patiware. (*/soe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar