JUMAT, 22 JUNI 2012
BELOPA – Sebanyak seribu petani yang berasal dari tujuh kabupaten/kota
menghadiri acara Tudang Sipulung Madya Peralihan Tujuh yang digelar
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Lapangan A Djemma, Belopa,
Kabupaten Luwu, Kamis, 21 Juni.
Para petani ini berasal dari Kota Palopo, Kabupaten Enrekang, Toraja,
Toraja Utara, Luwu, Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Kegiatan
ini dibuka oleh Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang. Turut
mendampingi Agus diantaranya, Kepala Dinas Pertanian Pemprov Lutfi
Halide, Kepala BMKG Abdul Muthalib.
Bupati Luwu A Mudzakkar, Wabup Lutra Indah Putri Indriyani, Kapolres
Luwu AKBP Rudi Heru Susanto, Dandim 1304/Sawerigading Letkol Inf Abdul
Hanis dan Kajari Belopa Kamari, dan beberapa pejabat dari tujuh
kabupaten peserta tudang sipulung.
Tudang sipulung ini sendiri digelar untuk menyatukan persepsi dan
berbagi pengalaman dalam hal peningkatan produksi pertanian sehingga
target untuk mencapai surplus dua juta ton beras dapat tercapai. Dalam
sambutannya, Agus menyatakan bahwa sebagai salah satu penghasil beras
terbesar di Indonesia, Sulsel diharapkan dapat lebih meningkatkan
perannya sehingga di masa mendatang negeri ini tidak lagi mengimpor
beras dari Negara luar.
“Prioritas kita memperbaiki nasib petani guna memenuhi perbaikan tingkat
ekonomi kerakyatan, dimana jaringan irigasi rakyat dan distribusi pupuk
menjadi skala prioritas, apalagi sejak dicangkannya surplus beras dua
juta ton beras di Sulsel maka semua sektor harus terus bergerak naik,”
kata Agus.
Agus menuturkan, khusus untuk Sulsel, kondisi pertaniannya sangat jauh
berbeda dengan provinsi lain di Indonesia, dimana lahan pertanian Sulsel
tidak mengenal musim panen. “Di Sidrap mislanya, dalam setahun, ada
petani yang panen hingga tiga kali,” katanya.
Olehnya itu, Agus berharap agar petani dapat menafaatkan potensi alam
yang ada guna meningatkan produksi beras di masa mendatang. Sementara
itu, sebagai tuan rumah, Mudzakkar menyatakan sangat merespon dan
mengapresiasi kegiatan tudang sipulung tersebut.
“Selaku tuan rumah saya paparkan tingkat produksi beras petani Luwu
untuk tahun 2012 ini mencapai rata-rata produksi 7 hingga 8 ton dengan
tanaman padi jenis IMPARI 13,” katanya.
Produksi beras petani Luwu ini mengalami peningkatan jika dibandingakan
produksi beras petani pada tahun 2009 yang hanya mampu mencapai
kapasitas produksi 4 hingga 5 ton per hektar.
Salah satu yang menyebabkan meningkatnya produksi beras ini karena
irigasi dan bendungan To Matappe telah berfungsi sehingga sawah petani
setiap saat dapat dialiiri air. Bendungan To Matappe ini dibangun dengan
menggunakan bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp47 miliar.
(kr3/tir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar