JUMAT, 01 JUNI 2012 10:27
Tana
Toraja merupakan obyek wisata yang terkenal hingga ke manca negara
dengan kekayaan budayanya. Kabupaten yang terletak sekitar 350 km
sebelah Utara Kota Makassar ini sangat terkenal dengan bentuk bangunan
rumah adatnya dan pesta kematian bernama rambu solo.
Rumah adat bernama tongkonan, atapnya terbuat dari bambu yang dibelah
dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng.
Tongkonan ini juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan
masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan.
Even menarik di kawasan wisata ini yaitu adanya upacara pemakaman
jenazah (rambu solo) dan rambu tuka (pesta syukuran) yang merupakan
kalender tetap tiap tahun. Selain even tersebut, para pengunjung bisa
melihat dari dekat obyek wisata budaya menarik lainnya seperti
penyimpanan jenazah di penampungan mayat berbentuk “kontainer” ukuran
raksasa dengan lebar 3 meter dan tinggi 10 meter serta tongkonan yang
sudah berusia 600 tahun di Londa, Rantepao.
Untuk menuju Tana Toraja yang mengagumkan ini terdapat jalur penerbangan
domestik Makassar - Tanah Toraja yang saat ini hanya sekali seminggu
dan memakai pesawat kecil berpenumpang delapan orang, yang memakan waktu
45 menit dari Bandara Hasanuddin Makassar. Jika lewat darat, perjalanan
yang cukup melelahkan ini membutuhkan waktu selama tujuh hingga 10 jam.
Karena kemampuan itu, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang meminta
agar upaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI untuk
mengembangkan sektor pariwisata Sulsel bisa lebih diperioritaskan pada
pembangunan wisata di Tana Toraja.
Hal itu disampaikan Agus di depan Direktur Pencitraan Indonesia Ditjen
Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuti, saat membuka Rakornis
perencanaan bidang pemasaran pariwisata Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, di Hotel Quality Makassar, Kamis, 31 Mei.
“Saya minta kepada Kementerian Pariwisata melalu Ibu Esthy agar membantu
mengembalikkan kejayaan wisata Tator lewat pemasaran pariwisata yang
gencar dilakukan oleh Kementerian Pariwisata,” kata Agus kemarin.
Menurut Agus, Tator merupakan potensi wisata Sulsel yg patut dibanggakan
dan di kemabngkan karena memiliki adat istiadat yang sangat unik, dan
karakter alam yang spesifik. “Sebab itu, saya kira untuk
pengembangannya harus ditangani secara serius dari semua pihak, termasuk
pemerintah pusat,” ujarnya.
Selain itu, mantan Ketua DPRD Sulsel ini juga mengatakan bahwa kegiatan
pemasaran pariwisata itu harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat
sehingga bisa membuat konsumen wisatawan tahu dan mengerti tentang
produk pariwisata yang dipasarkan itu.
Lebih jauh, Agus yakin jika pemasaran pariwisata dikemas dengan baik
melalui perencanaan yang matang, maka itu akan menjadikan produk yang
dipasarkan akan memiliki nilai lebih serta memiliki aksebilitas.
“Kalau itu kita bisa lakukan, maka Sulsel akan menjadi penyangga pilar
pertumbuhan Pariwisata di Indonesia timur,” tandasnya. (eky/ute)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar