Jumat, 17 Agustus 2012

Gubernur Minta Aparat Bertindak


Jumat, 17 Agustus 2012
MAKASSAR – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo akhirnya turun tangan agar terminal liar dan angkutan umum berpelat hitam segera ditertibkan. Kemarin, Syahrul meminta aparat kepolisian menindak ketidakaturan yang telah berlangsung lama tersebut.
Sebenarnya,pihak Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Sulsel, pengelola terminal,dan para sopir sudah lama mengeluhkan masalah tersebut. Namun, hingga tiga hari menjelang Lebaran, terminal liar dan angkutan ilegal tetap dibiarkan. “Kami tak tahu harus melapor ke mana lagi supaya mobil pelat hitam ini ditindak,” kata Ketua Organda Sulsel Apu Sidik kemarin.

Menurut Opu Sidik, pengemudi tak segan memarkir kendaraannya di samping angkutan pelat kuning dan ikut berebut penumpang.Angkutan pelat ini pun diduga bebas berkeliaran karena dibekingi oknum petugas tertentu.Dengan begitu, dia mengaku sangat kesulitan karena memang tidak ada keinginan serius dari pihak terkait untuk bersama-sama menghentikan permasalahan tersebut.Padahal, sudah beberapa kali dirapatkan dengan melibatkan semua unsur namun hasilnya tetap nihil.

Diketahui, pengoperasian terminal liar terjadi di dua tempat, yakni di kawasan Terminal Daya di sepanjang Jalan Perintis serta di sekitar Terminal Malengkeri di Jalan Sultan Alauddin. Masalah ini sudah berkalikali dikeluhkan oleh para sopir Angkutan Dalam Kota dan Provinsi (AKDP) namun tak membuahkan hasil. Saat melakukan kunjungan ke Terminal Daya kemarin, kemarin, Syahrul memerintahkan agar masalah tersebut segera diselesaikan.

Menurut dia, selain mengganggu arus lalu lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Sultan Alauddin, aktivitas terminal liar ini membuat para sopir mengeluh.“ Kita sudah minta bantuan ke aparat kepolisian untuk menindakinya dan bisa diatur supaya kembali tertib,”katanya kepada wartawan, kemarin. Syahrul mengaku mendapatkan banyak keluhan soal terminal liar tersebut dari para sopir.

Selain masalah terminal liar, para sopir juga mengeluh langsung kepada Gubernur soal maraknya angkutan penumpang berpelat hitam di sekitar terminal.“Makanya kita minta ini segera ditertibkan,” katanya. Angkutan ilegal ini kebanyakan jenis minibus seperti Avanza dan Xenia.Mereka banyak ditemukan di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan, mulai dari Daya hingga perbatasan Kota Makassar dengan Kabupaten Maros. Di kawasan Terminal Malengkeri, angkutan liar ini berjejer di Jalan Sultan Alauddin.

Lepas Mudik Gratis

Kemarin, Syahrul Yasin Limpo juga melepas mudik gratis di depan Monumen Mandala, Makassar.Program tersebut merupakan kerja sama Pemprov Sulsel dan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera, yang di antaranya menuju Kab Bulukumba,Sinjai,Selayar,Bone, Soppeng, Sengkang, Enrekang, Mangkutana, Malili, Sorowako, Palopo, Luwu, Masamba, Sidrap, serta Pinrang. Angkutan mudik gratis ini ditujukan kepada mahasiswa dan masyarakat umum yang kelas ekonominya menengah ke bawah.

Kegiatan mudik bareng ini juga dilakukan berbagai instansi dan perusahaan di Makassar. Di antaranya,Toyota melepas pengguna Avanza yang diwakili 100 pengguna setia dalam Avanzanation Mudik Bareng, dan Astra Honda Motor (AHM) mengoordinir pemudik dalm program Mudik-Balik Honda. Sebelumnya, PT Pegadaian Persero wilayah VI menggelar program mudik gratis di seluruh Indonesia secara serentak.

Khusus di Makassar dipusatkan di kantor wilayah VI Pegadaian di Jalan Mappanyukki. Mudik bareng ini dilepas Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Menurut Pemimpin Wilayah VI Pegadaian Eko Widjatmiko, program yang diselenggarakan ini sudah rutin dilaksanakan setiap tahunnya, untuk memfasilitasi pelanggan loyal yang sudah mempercayakan kebutuhan keuangannya di Pegadaian.

“Tahun ini kami memberangkatkan sebanyak 250 orang menggunakan bus Damri dengan kota tujuan di 23 kabupaten/kota, dimana ratarata mereka merupakan pelanggan loyal,”ujarnya. wahyudi/ suwarny dammar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar