Rabu, 26 September 2012

Pemprov Pertanyakan Data Kemenkes


Rabu, 26 September 2012
MAKASSAR – Pemprov Sulsel mempertanyakan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan Sulsel merupakan provinsi di kawasan timur Indonesia (KTI) yang paling kekurangan tempat tidur di rumah sakit (RS).

Padahal peningkatan jumlah tempat tidur di RS justru saat ini meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Rachmat Latief mengungkapkan, sejak 2011, jumlah tempat tidur mengalami peningkatan dari 4.000 menjadi 5.500 buah tempat tidur.Angka tersebut dinilainya mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat Sulsel. ”Apa yang disebutkan Ibu Menkes (Nafsiah Mboi), kami belum pernah disurati atau melihat datanya. Kalau memang dinilai kurang,dari segi apanya yang kurang?,” katanya saat dikonfirmasi,kemarin.

Data Kemenkes menyebutkan, dari 12 provinsi di KTI, Sulsel menempati urutan pertama kekurangan fasilitas kesehatan tersebut yakni mencapai 1.968 buah. Laporan ini disampaikan Nafsiah Mboi pada pertemuan Forum Kawasan Timur Indonesia (FKTI) VI di Hotel Swiss Bell, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), sehari sebelumya. Rachmat Latief mengatakan, dari sekitar 5.500 tempat tidur RS yang ada,pihaknya belum pernah menemukan adanya laporan masyarakat yang mengeluhkan mengenai kurangnya fasilitas itu.

Hal ini dinilai,pemanfaatan fasilitas RS berjalan normal dengan pasien yang ada.Begitu pun dengan tempat tidur dipakai secara bergantian, sehingga pemanfaatannya mencapai di atas 85%. ”Kalau dianggap kurang, kami merasa tak pernah ada keluhan. Saya mesti lihat dulu datanya. Perincian dan dasar perhitungannya seperti apa. Kalau memang ada, kami minta Kemenkes mengirimkan data itu,”bebernya.

Saat ini, lanjut Rachmat, di Sulsel terdapat 32 RS pemerintah dan 38 RS milik swasta. Jumlah tersebut dinilainya telah mencukupi untuk melayani kesehatan warga Sulsel. Begitupun dengan data bahwa ditempatkannya Sulsel urutan pertama dalam kasus AIDS di pulau Sulawesi yakni mencapai 874 kasus. Provinsi lainnya di pulau Sulawesi menyusul Sulut 361, Sulteng 115, Sultra 58, serta Gorontalo 13 kasus.

Rachmat mengatakan, perhitungan jumlah kasus AIDS harus dilihat berdasarkan jumlah rasio penduduk dengan kasus yang ditemukan. Jangan sampai,daerah yang padat penduduk dan yang tidak disamaratakan. ”Ini harus dilihat dari rasio penduduknya dan yang terkena kasus AIDS.Jangan samakan Sulsel dengan Sulbar yang jumlah penduduknya sedikit,” bebernya.

Dia mengaku,jumlah penderita HIV/AIDS di Sulsel hingga Juni 2012 lalu mencapai 5.358. Jumlah ini merupakan akumulasi dari seluruh penderita di daerah ini, baik yang masih hidup maupun meninggal dunia. ● wahyudi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar