Jumat, 03 Februari 2012

Penjualan Beras Impor - Gubernur Ancam Tindak Tegas

Jumat, 03 Februari 2012
MAKASSAR– Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo memperingatkan seluruh pihak tidak menyalahgunakan beras impor asal Thailand yang masuk melalui Pelabuhan Parepare.


Syahrul menyatakan, akan menindak tegas oknum yang berani menjual 7.500 ton beras ke pasar lokal. Mantan Bupati Gowa dua periode ini menekankan,beras impor tersebut bukan untuk diperjualbelikan di daerah ini, melainkan hanya dititip di Gudang Bulog Parepare. Beras itu diimpor untuk kebutuhan beberapa provinsi di kawasan timur Indonesia (KTI).

“Kami pegang satu kuncinya. Saya usut kalau ada yang coba keluarkan dari gudang (perjualbelikan).Saya tidak segan- segan memberikan sanksi tegas,” pungkasnya kepada wartawan,kemarin. Dia menyatakan,selama ini Sulsel menjadi provinsi penyangga pangan nasional sehingga tidak membutuhkan beras impor dan tetap mengutamakan penggunaan beras produksi dalam negeri.

Dia juga mengingatkan Bulog tetap mengikuti komitmen awal dengan tetap membeli seluruh beras milik petani yang ada di daerah ini. “Kami setengah mati siapkan di sini dan itu ada kompensasi bahwa semua beras harus diserap Bulog,”ujarnya saat dicegat sebelum meninggalkan Kantor Gubernur Sulsel.

Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel ini meminta seluruh pihak tidak mempersoalkan dititipkannya ribuan ton beras asal Thailand di Parepare.Jika terus dipersoalkan, posisi Sulsel distributor dan konektor ke beberapa provinsi akan terancam. “Jangan mi persolakan itu, nanti posisi Sulsel bisa dipindahkan ke daerah lain. Posisi kami sebagai distributor dan konektor akan pindah ke Bitung. Itu yang kami tidak mau. Yang penting beras ini tidak dijual di Makassar,”ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Divisi Regional Bulog Sulsel Tommy S Sikado mengatakan, rencananya beras impor yang akan masuk ke Sulsel tahun ini sebanyak 50.000 ton. Namun,untuk tahap awal baru 7.500 ton. Dia menegaskan, beras asal Thailand itu hanya dititipkan di gudang Bulog yang ada di Parepare dan bukan untuk konsumsi masyarakat di Sulsel.

“Kami jamin, sebutir pun beras impor tersebut tidak akan dijual di Sulsel,”tuturnya. Ribuan ton beras impor ini rencananya didistribusikan ke Pulau Kalimantan, Maluku, Papua, termasuk Nusa Tenggara Timur. ● wahyudi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar