Kam, 15/03/2012

Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan dan PT Pertamina Regional VII Sulawesi
sepakat membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mengantisipasi dampak dan
gejolak akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Satgas bentukan
Pemprov. Sulsel - Pertamina ini akan melibatkan beberapa pihak termasuk
pihak Polda Sulselbar dan Kodam VII Wirabuana, mereka akan diturunkan
untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan BBM akibat penimbunan. Hal
ini dikatakan Gubernur Sulawei Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo saat
menerima Kunjungan PT Pertamina di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 14
Maret 2012.
Gubernur, memandang penting untuk dibentuk segera Satgas ini demi stabilitas harga dan ekonomi di Sulawesi Selatan. Secara teknis Satgas ini akan berada dalam koordinasi Kesatuan Bangsa dan Politik Sulawesi Selatan, namun masih akan dibicarakan lebih lanjut. Yang perlu diantisipasi adalah dampak dari kenaikan harga BBM ini, jangan sampai gara-gara ini misalnya nelayan jadi tidak melaut sehingga terjadi kelangkaan ikan, kalau ikan langka pengaruhnya akan berimbas pada yang lain.
Sementara itu, Manager PT Pertamina Region VII Sulawesi, Adi Nugroho menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam Satgas yang akan dibentuk itu, sejauh ini apapun bentuk kebijakan pemerintah, pihaknya akan tetap mendukung, Pertamina tinggal melaksanakan saja, kita disuruh jual, diminta ditribusikan dan harga sudah ditetapkan pemerintah, kita tinggal melaksanakan saja termasuk mengantisipasi terjadinya penimbunan dengan melakukan monitor di lapangan melalui desk yang dibentuk gubernur.
Adapun stok Bahan Bakar Minyak di tiga depo di Makassar, Pare-pare dan Palopo masih dapat memenuhi kebutuhan. Di tiga depo tersebut mendistribusikan sekitar 4.000 kilo liter solar dan premium setiap harinya. Atas dasar itu, Adi meminta masyarakat Sulawesi Selatan agar tidak panik, karena pasokan Bahan Bakar Minyak dan elpiji masih normal. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah diinstruksikan untuk tidak melayani pembelian Bahan Bakar Minyak menggunakan jerigen. Masyarakat tidak perlu panik karena stok elpiji dan BBM kita cukup, kapal pengangkut BBM dan elpiji pun masih rutin masuk dan langsung didistribusikan.
Terkait antrian di sejumlah SPBU di beberapa daerah di Sulawesi Selatan yang belakangan terjadi, pihaknya membantah bahwa antrian tersebut karena mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak. Namun antrian itu disebabkan kebutuhan masyarakat yang melonjak, untuk itu pula pihaknya berjanji akan segera melakukan penanganan.
Gubernur, memandang penting untuk dibentuk segera Satgas ini demi stabilitas harga dan ekonomi di Sulawesi Selatan. Secara teknis Satgas ini akan berada dalam koordinasi Kesatuan Bangsa dan Politik Sulawesi Selatan, namun masih akan dibicarakan lebih lanjut. Yang perlu diantisipasi adalah dampak dari kenaikan harga BBM ini, jangan sampai gara-gara ini misalnya nelayan jadi tidak melaut sehingga terjadi kelangkaan ikan, kalau ikan langka pengaruhnya akan berimbas pada yang lain.
Sementara itu, Manager PT Pertamina Region VII Sulawesi, Adi Nugroho menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam Satgas yang akan dibentuk itu, sejauh ini apapun bentuk kebijakan pemerintah, pihaknya akan tetap mendukung, Pertamina tinggal melaksanakan saja, kita disuruh jual, diminta ditribusikan dan harga sudah ditetapkan pemerintah, kita tinggal melaksanakan saja termasuk mengantisipasi terjadinya penimbunan dengan melakukan monitor di lapangan melalui desk yang dibentuk gubernur.
Adapun stok Bahan Bakar Minyak di tiga depo di Makassar, Pare-pare dan Palopo masih dapat memenuhi kebutuhan. Di tiga depo tersebut mendistribusikan sekitar 4.000 kilo liter solar dan premium setiap harinya. Atas dasar itu, Adi meminta masyarakat Sulawesi Selatan agar tidak panik, karena pasokan Bahan Bakar Minyak dan elpiji masih normal. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah diinstruksikan untuk tidak melayani pembelian Bahan Bakar Minyak menggunakan jerigen. Masyarakat tidak perlu panik karena stok elpiji dan BBM kita cukup, kapal pengangkut BBM dan elpiji pun masih rutin masuk dan langsung didistribusikan.
Terkait antrian di sejumlah SPBU di beberapa daerah di Sulawesi Selatan yang belakangan terjadi, pihaknya membantah bahwa antrian tersebut karena mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak. Namun antrian itu disebabkan kebutuhan masyarakat yang melonjak, untuk itu pula pihaknya berjanji akan segera melakukan penanganan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar