RABU, 23 MAY 2012
MAKASSAR, -- Menteri Sosial Republik Indonesia Salim Segaf Al Jufri
memuji prestasi dan komitmen Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin
Limpo dalam hal penanggulangan bencana. Syahrul dinilai berhasil dalam
hal perlindungan sosial.
Hal ini diungkapkan Al Jufri ketika menobatkan Syahrul sebagai Pembina
Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sulsel, di sela-sela pelaksanaan Upacara
Tagana se Kawasan Tengah dan Timur Indonesia, yang diikuti perwakilan
dari 22 provinsi, di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu (23/5).
Menurut Al Jufri dikukuhkannya Syahrul sebagai Pembina Tagana, bukannya
tanpa alasan. Sulsel dinilai berhasil dalam penanggulangan bencana,
khususnya dalam hal perlindungan sosial. Hal itu tidak luput dari peran
aktifitas semua stakeholder, khususnya peran Syahrul sebagai Gubernur
Sulsel.
“Atas pertimbangan itulah sehingga Syahrul Yasin Limpo dikukuhkan sebagai Pembina Tagana Provinsi Sulsel,” ungkapnya.
Lanjut Al Jufri, Sulsel memiliki karakter yang luar biasa, sehingga
sulit untuk dilupakan. Salah satunya adalah keramahan masyarakatnya.
“Masyarakatnya sangat ramah, sehingga kalau datang ke sini, pasti sulit dilupakan,” tuturnya.
“Masyarakatnya sangat ramah, sehingga kalau datang ke sini, pasti sulit dilupakan,” tuturnya.
Al Jufri mengaku bangga dengan Tagana yang jumlahnya mencapai 32.070
yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi, semuanya selalu siap
memberikan bantuannya ketika terjadi bencana. Salah satu bukti nyata
yang sangat jelas ketika terjadi bencana Gunung Merapi. Para Tagana
mampu menyelamatkan lebih dari 2.000 warga.
“Bantuan yang diberikan Tagana tanpa pamrih atau dibayar. Mereka rela
meninggalkan keluarganya dan menuju ke lokasi bencana untuk turun
langsung menyelamatkan warga,” terangnya.
Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera itu berpesan, kegiatan Bhakti
tersebut bisa dimanfaatkan oleh para Tagana untuk merapatkan barisan
dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Tukar menukar pengalaman dari
provinsi lain untuk bahan evaluasi di Tagana, melakukan introspeksi dan
refleksi apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan.
“Kemensos juga siap memberikan yang terbaik untuk Tagana,” janjinya.
Salah satu bukti kepedulian Kemensos terhadap Tagana, ungkap Al Jufri,
adalah dibangunnya Tagana Center. Dimana, para anggota Tagana dilatih
sehingga memiliki skill dan kemampuan yang diakui hingga ke dunia
internasional.
“Kita jangan hanya pandai mendatangkan bantuan dari luar negeri ketika
terjadi bencana, tapi kita harus berani menunjukkan kalau kita juga bisa
memberikan bantuan ketika terjadi bencana,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Sosial juga menyerahkan beberapa
program bantuan untuk Sulsel. Antara lain, bantuan bahan bangunan rumah
untuk korban angin puting Rp6,5 miliar bagi 1.300 unit rumah di
Kabupaten Selayar, Rp185 juta bagi 28 unit rumah di Kota Makassar, 150
juta bagi 15 unit rumah di Kabupaten Takalar, Rp5,5 miliar untuk 50
Forum Keserasian Sosial bagi 11 kab/kota se Sulsel, pengembangan Program
Keluarga Harapan (PKH) dengan sasaran 11 kecamatan dan 6.177 rumah
tangga sangat miskin di Kabupaten Jeneponto.
Syahrul dalam kesempatan ini mengapresiasi keberadaan Tagana dalam menjalankan misi kemanusiaan yang diembannya.
“Tagana sangat dibutuhkan oleh bangsa yang sangat kita cintai ini,” kata Syahrul.
Menurut Syahrul, tidak ada satu pun daerah yang tidak rentan bencana.
Apakah itu bencana angin puting beliung, kebakaran, gempa bumi, banjir
bandang, hingga penyakit atau endemi. Karenanya, dibutuhkan
infrastruktur yang kuat, yang memberikan orientasinya ke depan.
“Atas dasar inilah, Tagana diharapkan menjadi pilihan kita ke nantinya,” ujarnya. (dewi/wsc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar