Minggu, 14 Oktober 2012

Jalur Kereta Api Makassar-Parepare Masih Tunggu DED Rampung


Minggu, 14 Oktober 2012


MAKASSAR: Kementerian Perhubungan masih menunggu rampungnya penyusunan Detail Engineering Design (DED), untuk memastikan berapa nilai investasi dan luas lahan yang dibutuhkan dalam proyek pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, proyek tersebut nanti akan disinergikan dengan angkutan massal monorel di kawasan Maros, Makassar, Sungguminasa, Takalar (Mamminasata).

“Saat ini, penyediaan jalur kereta api Makassar hingga Parepare baru tahap penyusunan feasibility study, dan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemprov Sulsel dengan Kementerian Perhubungan,” kata Mangindaan usai Inaugural Flight Garuda Indonesia CRJ1000 NextGen di Makassar, Jumat (12/10).

Menurutnya, sejumlah investor dari Rusia, Korea Selatan, dan India telah siap menanamkan modalnya untuk proyek tersebut. Bahkan tegasnya, data para investor telah diserahkan ke Pemprov Sulsel.

Hingga kini, pihaknya masih menunggu penyusunan DED, yang ditargetkan tahapan itu rampung paling lambat akhir tahun ini sehingga pembebasan lahannya dapat dimulai tahun depan.

Dia menegaskan, DED merupakan dokumen penting untuk memastikan berapa nilai investasi dan luas lahan yang dibutuhkan.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo berharap, proyek pembangunan jalur kereta api Makassar hingga Parepare itu dapat berjalan sesuai target.

“Pertumbuhan jumlah kendaraan di Sulsel setiap tahun cukup tinggi. Oleh sebab itu, dibutuhkan transportasi massal yang dapat meminimalisir kemacetan,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah menurunkan tim dari Dirjen Perkeretaapian untuk mempercepat realisasi penyediaan kereta api Makassar hingga Parepare.

Kepala Bagian Perencanaan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Jumardi mengungkapkan, penurunan tim merupakan tindak lanjut nota kesepahaman yang ditanda tangani Pemprov Sulsel dengan Kementerian Perhubungan.

“Khusus study kelayakan, akan dibiayai melalui APBN. Sedangkan study basic design, diserahkan ke Pemprov Sulsel,” tegasnya.

Kedua study bertujuan, menetapkan jalur kereta api dan ditargetkan rampung akhir 2012.

Sementara itu, pembangunan konstruksi bandara perintis di Kabupaten Tana Toraja ditargetkan berjalan pada 2013.

Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Sulsel Masykur Sulthan mengatakan, total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp700 miliar.

“Pembangunan bandara perintis di Kabupaten Tana Toraja sudah dimulai tahun ini. Tahap awal, yakni pematangan lahan seluas 225 hektar dengan anggaran Rp290 miliar dari APBN, dan ditargetkan telah rampung pada akhir tahun depan,” ungkap Masykur.

Rencananya, pembangunan konstruksi bandara disesuaikan dengan lahan yang telah siap, sehingga prosesnya lebih cepat karena tidak perlu menunggu pematangan lahan rampung secara keseluruhan.

Menurutnya, total anggaran Rp700 miliar yang dibutuhkan sudah termasuk untuk penyediaan sejumlah fasilitas seperti Air Traffic Control (ATC).

Dia menambahkan, pembangunan bandara perintis merupakan salah satu upaya mendorong sektor pariwisata di Kabupaten Tana Toraja, agar wisatawan yang datang tidak perlu melalui jalur darat yang harus ditempuh selama delapan jam.

Bandara tersebut katanya akan memiliki landasan pacu hingga 1.900 meter, yang dapat didarati pesawat berbadan lebar jenis boeing. (K46/faa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar