Kamis, 09 Februari 2012

PELABUHAN PUPUK: Sulsel Jajaki Jalur Distribusi Pangan Baru


MAKASSAR: Pemprov Sulawesi Selatan akan membuka jalur distribusi baru untuk pengiriman komoditas pangan melalui pemanfaatan pelabuhan khusus pupuk yang kini dijajaki untuk dibangun di tiga kabupaten.  


Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Distan) Sulsel Andi Muhammad Aris Makta Amin mengatakan pemprov sudah merencanakan pengembangan pembangunan pelabuhan khusus pupuk.

Fasilitas itu akan berlokasi di tiga kabupaten, yaitu Barru, Pinrang dan Takalar untuk memperlancar arus distribusi kebutuhan pangan produksi daerah ini.

"Dari hasil pemantauan kami, ketiga posisi pelabuhan yang selain potensial untuk melakukan bongkar muat pupuk, juga bisa dijadikan sebagai jalur distribusi produk pangan Sulsel [ke daerah lain termasuk antarpulau]," ujarnya hari ini (09/02)

Adapun ketiga kabupaten yang sedang dijajaki untuk dijadikan pelabuhan khusus, yakni Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru, Pelabuhan Suppa di Pinrang, dan Pelabuhan Galesong di Kabupaten Takalar.

Selama ini, hanya ada dua pelabuhan di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi pusat bongkar muat yakni Pelabuhan Hatta Makassar dan Pelabuhan Parepare.

Namun, dia menilai kedua pelabuhan ini sudah tidak efektif karena aktivitas masyarakat bertumpu di pelabuhan itu, mulai dari lalu lintas perdagangan, lalu lintas manusia, dan lalu lintas barang.

Keterlambatan distribusi pupuk selama ini disebabkan oleh kian meningkatnya lalu lintas bongkar muat barang setiap tahun yang belum diimbangi dengan perluasan kawasan pelabuhan.

Tak pelak, kondisi ini berpengaruh pada tingginya daftar tunggu kapal pengangkut pupuk yang akan merapat ke dermaga pelabuhan.

“Khusus pelabuhan di Makassar, setiap hari ada dua atau tiga kapal yang menunggu di tengah laut sebelum merapat ke dermaga. Jika ini terus dibiarkan, tidak akan efektif untuk bongkar muat pupuk."

Dia mengatakan, sejauh ini, Dinas Perhubungan Sulsel telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan Laut terkait dengan rencana tersebut.

“Kebutuhan pelabuhan bongkar muat pupuk ini sangat mendesak, terlebih karena Sulsel menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional, dan salah satu dari enam daerah agro di Indonesia,” katanya.

Kelangkaan pupuk
Sementara itu, kelangkaan pupuk yang terjadi awal tahun dipastikan tidak akan mempengaruhi produksi padi tahun ini.

Pasalnya, sebagian besar daerah penghasil padi di Sulsel baru memulai musim tanam bulan ini serta bulan April mendatang.

“Bahkan, sektor timur Sulsel yang meliputi Bulukumba, Sinjai, Bone, Pinrang sudah memasuki musim panen pada bulan Januari dan bulan Maret mendatang,” ungkapnya.

Tanaman pangan di Sulsel setiap tahunnya mengalami kelebihan pupuk karena permintaan didasarkan pada rencana dasar kebutuhan kelompok (RDKK) dari petani.

Kelangkaan baru terjadi saat penggunaan pupuk juga digunakan masyarakat untuk sektor perkebunan, peternakan dan perikanan.

Sebelumnya, Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sulawesi Selatan memperkirakan kebutuhan pupuk Sulsel akan mencapai 46.000 ton tahun ini. Sulsel menargetkan produksi beras 2012 mencapai 5 juta ton. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar