Jumat, 06 April 2012

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin - Dianggarkan Rp196 Miliar, Mulai Dikerjakan 2013


Jumat, 06 April 2012
MAKASSAR – Kementerian Perhubungan menyiapkan anggaran sebesar Rp196 miliar untuk proyek pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Penggunaan dana tersebut meliputi renovasi bandara dan perpanjangan landasan pacu (runaway). 

Selain itu, terminal penumpang internasional dan domestik yang akan dimulai 2013 mendatang. “Ini sudah masuk program 2013. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp196 miliar, sehingga sudah mencakup perpanjangan runway dan perluasan terminal penumpang,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sulsel Masykur Sultan, di sela-sela peresmian Kantor Otoritas Bandara Wilayah V Makassar, kemarin.

Peresmian dilakukan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti. Rencananya, terminal penumpang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin akan diperluas dari 51.000 meter persegi sekarang ini, menjadi 68.000 meter persegi. Sedangkan untuk runway, dari panjang 3.100 meter menjadi 3.500 meter. Karena itu, Masykur berharap pihak PT Angkasa Pura I (Persero) bisa merampungkan proses pembebasan lahan milik masyarakat, sehingga tidak mengganggu proses renovasi bandara nantinya.

“Kita harap program ini jangan lagi dikacaukan dengan masalah pembebasan lahan. Kita harapnya proyeknya selesai sebelum open sky 2015,” bebernya kepada wartawan. Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mememinta Kemenhub untuk memprioritaskan perpanjangan runway Bandara Sultan Hasanuddin. Alasannya, kata dia, proyek perpanjangan runway Bandara Hasanuddin sekarang ini sudah sangat mendesak.

Apalagi, dalam rencana pemberlakuan open sky 2015 mendatang. “Tumpuannya memang ada di Kementerian Perhubungan. Jadi,kami meminta agar bandara ini diperluas. Khususnya, runway tolong diperpanjang,” jelasnya. Mantan Bupati Gowa dua periode itu menambahkan,untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, khususnya di Sulsel, maka yang harus menjadi perhatian utama adalah bagaimana sistem transportasi.

Dalam hal ini, bandara dan pelabuhan. Apalagi, Indonesia bukanlah negara kontinental. “Akhirnya semua bermuara di airport yang fasilitasnya memang harus baik”. “Kami harap, ini bisa dipercepat. Sayang kalau tidak diwujudkan. Memang hal ini butuh kebersamaan. Saya titip perluasan bandara,”pungkasnya.

Terpisah, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti menyebutkan, tugas dan fungsi Otoritas Bandara Wilayah V Makassar meliputi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan bidang penerbangan sipil. Wilayahnya, di Sulsel, Sulteng, Sulbar dan Sultra yang membawahi 32 bandara aktif, dari 36 bandara yang terdaftar.

“Bandara di Makassar ini merupakan salah satu main hub penerbangan di Indonesia, sehingga harus ada koordinasi yang baik.Apalagi,melibatkan banyak stakeholder mulai dari swasta hingga institusi pemerintahan,” bebernya. ● wahyudi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar