Jumat, 27 April 2012

v


Jumat, 27 April 2012

Makassar, --Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo meminta agar PT Perkebunan Nusantara XIV dibenahi. Mulai dari struktur, sistem yang dipakai, hingga target pencapaiannya. Hal itu dikatakan Syahrul Yasin Limpo, saat menerima Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Budi Purnomo, di ruang kerja Gubernur Sulsel, Jumat (27/4/2012).

"PT Perkebunan Nusantara XIV dengan sistem yang ada sekarang, sangat tidak efektif. Karenanya, harus segera dibenahi," ujar Syahrul.

Menurutnya, persoalan yang terjadi dalam sistem PT Perkebunan Nusantara XIV sudah sangat kompleks. Apalagi, ditambah dengan adanya penggabungan dengan PT Perkebunan Nusantara X sehingga membuat pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi tidak jelas.

"Masalahnya semakin kompleks karena ada masalah yang ditinggalkan dari masa lalu. Karenanya, masalah ini harus diurai lebih dulu untuk diselesaikan," ungkapnya.

Peraih penghargaan Bintang Maha Putra Utama dari Presiden RI itu, menjelaskan, ada beberapa hal utama yang harus menjadi perhatian dan secepatnya dibenahi dalam operasional PT Perkebunan Nusantara XIV ke depannya. Antara lain, struktur yang masih kurang tepat.

"Struktur PT Perkebunan Nusantara XIV dan X, jangan digabung-gabung. Keduanya harus lepas dengan tugas dan fungsinya yang jelas," tegasnya.

Tidak hanya itu, kata Syahrul, personil perusahaan juga harus jelas dan substansi program baik organik maupun anorganik sudah harus terukur.

"Kalau personilnya tidak jelas, bagaimana nantinya pertanggungjawabannya. Buat programnya, pemprov siap bantu," terangnya.

Mantan Bupati Gowa dua periode itu juga meminta agar pihak PT Perkebunan Nusantara XIV membuat perencanaan terkait jumlah modal yang dibutuhkan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan. Disamping itu, target yang ingin dicapai berupa jumlah keuntungan juga harus terukur dan dijabarkan dalam perencanaan yang matang.

"Rampungkan perencanaannya dalam dua bulan ke depan. Sangat tidak logis kalau pabrik gula yang potensi pasarnya tidak jalan, ternyata tidak jalan," imbuhnya.

Sementara, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XIV, Budi Purnomo, menjelaskan, kondisi PT Perkebunan Nusantara memang masih terpuruk dan sangat memprihatinkan. Bahkan, tahun 2011 lalu, mengalami kerugian hingga Rp105 miliar.

"Kondisi perusahaan masih terpuruk, tentunya kita berharap ke depannya bisa lebih baik," harap Budi.

Budi yang baru menjabat Direktur Utama per 1 Maret 2012 itu mengungkapkan, salah satu program prioritasnya adalah membenahi kebun, memperbaiki pabrik, dan penanaman maksimal dengan memanfaatkan seluruh areal yang ada. Adapun jumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan itu mencapai Rp3,2 triliun.

"Kalau diluar gula, kami membutuhkan dana sekira Rp2,7 triliun. Itu baru perencanaan dan kami masih berusaha mencari sumber dananya. Apakah itu dari perbankan atau investor. Ternyata, pak gubernur juga siap membantu," jelasnya.

Ia menambahkan, produksi gula tahun 2011 lalu, hanya sekira 29 ribu ton. Padahal, jika semuanya berjalan baik, produksinya bisa di atas 100 ribu ton atau minimal 80 ribu ton.

"Mesin pabrik yang kurang berfungsi dengan baik, lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal, hingga serangan hama tikus yang tidak terkendali, membuat produksi gula minim," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar