Rabu, 08 Agustus 2012

Syahrul Tangani Pangan Nasional


Rabu, 08 Agustus 2012
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sebagai penanggung jawab program pencapaian surplus beras nasional sebanyak 10 juta ton.


Penunjukan ini menyusul kesuksesan Sulsel mencapai over produksi beras 2 juta ton sejak 2008 lalu. Presiden SBY meminta agar Syahrul Yasin Limpo menyiapkan langkah strategis yang akan diterapkan secara nasional untuk mencapai target surplus 10 juta ton beras sekaligus mengamankan cadangan beras nasional.

“Sulsel berhasil mencapai overstock 2 juta ton beras sejak 2008 lalu.Karena itu,Presiden SBY memerintahkan saya untuk menyiapkan konsepsi bagaimana mencapai overstock beras 10 juta ton secara nasional. Itulah hasil dari rapat kabinet terbatas kemarin saya ikuti,” ujar Syahrul Yasin Limpo dalam siaran persnya kepada SINDO di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya,Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini diundang Presiden SBY untuk mengikuti Sidang Kabinet Terbatas di Auditorium Gedung F Kantor Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM No 3,Ragunan, Pasar Minggu,Jakarta. Mantan Bupati Gowa dua periode ini mengatakan, kepercayaan SBY untuk menangani persoalan pangan nasional tidak akan disia-siakan.

Menurutnya, dia bersama bersama stakeholder terkait akan merumuskan langkah strategis untuk memenuhi target overstockberas secara nasional yakni 10 juta ton.Salah satunya dengan menyerap program yang diterapkan di Sulsel. Dia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan jaminan ketersediaan pupuk secara konstan dari pihak pemerintah setempat. Selain itu, harus dilakukan optimalisasi pengairan dan efisiensi pertanian.

Hal ini telah diterapkan di Sulsel dimana telah terjadi anomali cuaca, namun produksi beras tetap mengalami peningkatan. Pada 2007 lalu,sebelum surplus 2 juta ton beras dicanangkan, kemampuan produksi petani maksimal 1,6 juta ton per tahun. Setahun kemudian, dengan optimalisasi lahan pertanian, perbaikan saluran irigasi, pemupukan, dan pola tanam yang disesuaikan dengan kondisi cuaca, produksi beras Sulsel mencapai 2,2 juta ton.

Terakhir, pada 2011 lalu, surplus produksi mencapai 2,9 juta ton yang disalurkan pada 14 provinsi di Indonesia Timur. ”Ini sebuah tantangan dan harus saya jalani.Insya Allah,konsepsi 2 juta ton beras yang berhasil di Sulsel akan kita sukseskan bersama secara nasional,” kata Syahrul. Menurut dia, dalam rapat tersebut, Presiden juga menyinggung masalah kedelai yang kerap bermasalah.

SBY berharap, produksi nasional bisa digenjot sehingga tidak terjadi kelangkaan yang membuat harga tempe melambung. ”Masalah kedelai ini,Sulsel diminta ikut mengambil peran. Termasuk, empat gubernur lain yang juga dinilai berhasil di bidang pertanian,”urainya. Selain di bidang pangan, Presiden SBY juga meminta Syahrul menyiapkan langkah untuk menggenjot produksi sapi untuk mencapai swasembada daging nasional.

Maklum, Sulsel dinilai berhasil sehingga bisa mencapai stok satu juta ekor sapi. ”Berdasarkan pengalaman di Sulsel itulah, saya diminta membuat rujukan, apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mem-back up secara nasional,” jelasnya. Presiden SBY juga memintanya memberikan masukan dan menyiapkan konsep terkait akan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) untuk memanfaatkan lahan terlantar.

Dengan inpres ini diharapkan, kedepannya tidak ada lagi lahan tidur. “Saya diminta membuat masukan untuk Inpres tersebut,” katanya. Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Agus Sumantri mengatakan, Syahrul memang dipanggil oleh Presiden SBY untuk menghadiri Sidang Kabinet Terbatas di Auditorium Gedung F Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.

 “Bukan hanya sebagai Ketua APPSI, tetapi pemikiran Syahrul Yasin Limpo sangat diharapkan bersama menteri Kabinet Indonesia Bersatu II untuk merumuskan dan menyusun kebijakan pemerintah,”katanya. abriandi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar