Rabu, 12 September 2012

Pemprov Harap Bahasa­ Daerah ­Dilestarikan



RABU, 12 SEPTEMBER 2012 

MAKASSAR, — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel bersama seluruh elemen terkait siap menggelar kongres bahasa sebagai salah satu upaya melestarikan bahasa daerah khas Sulsel yang terancam punah.
Bahasa dan sastra daerah selama ini dianggap se­bagai sesuatu yang sudah ketinggalan zaman. Kenyataan inilah yang menjadi perhatian serius pemerintah untuk mengajak masyarakat bersama semua elemen terkait, untuk kembali menggelorakan pelestarian bahasa dan satra sebagai identitas daerah.
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulsel, Andi Muallim, mengatakan, punahnya bahasa dan sastra daerah karena tidak lagi diajarkan di tingkat sekolah dasar (SD), padahal bahasa daerah diajarkan dalam muatan lokal.
Muallim juga mengaku, seharusnya bahasa daerah tetap diperkenalkan sejak dini mulai di tingkat taman kanak-kanak.
“TK menjadi pembunuh bahasa daerah, karena saat di TK, tingkat kepekaan anak sangat tinggi tetapi tidak diajarkan bahasa daerah. Akibatnya, bahasa daerah tak lagi dipahami anak-anak,” katanya dalam rapat panitia Kongres Bahasa-bahasa Daerah Sulsel II tahun 2012, di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa, 11 September.
Selaku ketua kongres, Muallim menegaskan, saat ini bahasa daerah sudah berada diambang kepunahan. Itu dibuktikan dengan tidak adanya lagi kepedulian dan pengetahuan generasi muda terhadap bahasa daerahnya masing-masing.
“Kongres kedua ini untuk mengulangi kesuksesan kongres yang pertama. Di mana, kongres pertama telah menelorkan 11 rekomendasi untuk menjaga bahasa daerah tetap lestari. Kongres kali ini tujuannya tetap sama, yakni untuk melestarikan dan melindungi bahasa-bahasa daerah yang kita miliki,” jelasnya.
Kongres ini akan menghadirkan 60 pemakalah dari luar dan dalam negeri dan rencananya akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI. Kongres akan digelar di Hotel Sahid Makassar, 1-4 Oktober mendatang.
Sementara, Sekretaris Badan Bahasa Kemendiknas, Yeyen Maryani mengungkapkan, kehilangan bahasa lokal merupakan kehilangan sebuah bahasa kesukuan. Sehingga dibutuhkan suatu langkah untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan leluhur tersebut. (eky/ism)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar