Jumat, 21 September 2012

Perbankan Syariah Tumbuh Pesat di Sulsel


 Jumat, 21 September 2012

MAKASSAR,--Pertumbuhan perbankan syariah di Sulsel sangat pesat. Sebarannya sudah menjangkau 24 kabupaten/kota se Sulsel. Hal tersebut terungkap dalam Seminar Nasional Perbankan Syariah, di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat (21/9/12).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi, Maluku dan Papua, Mahmud, mengatakan, perbankan syariah dengan pertumbuhannya yang pesat di Sulsel menarik diamati. Secara geografis, sudah menjangkau di 24 kabupaten/kota di Sulsel.

"Perbankan syariah berperan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Mahmud.

Ia mengungkapkan, perbankan syariah sangat ideal menjadi mitra Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal tersebut sejalan dengan visi Sulsel yakni pemerataan kesejahteraan melalui penguatan ekonomi berbasis kerakyatan.

"Sebarannya di Sulsel berjumlah 73 bank dan merata di semua kabupaten/kota," ujarnya.

Senada dikatakan Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah. Ia mengungkapkan, Provinsi Sulsel adalah daerah dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat. Karena itu, Sulsel memiliki potensi besar, tidak hanya mendorong perekonomian secara makro, tapi juga UMKM.

"Provinsi ini memiliki potensi dan pemimpin yang luar biasa," ungkapnya.

Halim menjelaskan, tingkat pembiayaan dibandingkan deposit di Sulsel, jauh melampaui secara nasional. Di Sulsel, telah tercapai lebih dari 200 persen dengan kualitas pembiayaan hanya mencapai 1,72 persen, jauh dibawah nasional yakni 2 persen. Hal tersebut menunjukkan, pertumbuhan di Sulsel memerlukan sumber-sumber modal atau pembiayaan.

"Tidak mungkin dipenuhi dalam waktu cepat, tapi melalui perencanaan dan dukungan semua pihak," terangnya.

Meskipun perbankan syariah di Sulsel dan Indonesia tumbuh cepat, harus dipahami bahwa kegiatan pembiayaan bank syariah masih tertinggal. Saat ini, pembiayaan di bank konvensional sudah mencapai Rp2500 triliun, sedangkan bank syariah baru sekitar Rp150 triliun.

"Harus ada sosialiasasi, pemahaman produk, dan optimalisasi penguatan bank syariah. Di Sulsel, sudah mencapai 200 persen selama dua tahun terakhir dan mengindikasikan tambahan permodalan dan potensi pembiayaan UMKM," jelasnya.

Karenanya, lanjut Halim, BI akan terus mendorong tabungan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan akses layanan perbankan syariah.

Sementara, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan, negeri ini terlalu bagus, terlalu kaya, sehingga tidak pantas kalau kondisinya seperti ini. Persoalannya, bagaimana memperbaiki negeri ini.

"Ada tiga hal pokok yang bisa dilakukan untuk memperbaiki negara ini," tuturnya.

Tiga pendekatan tersebut, antara lain, hadirkan pemerintahan yang baik, berpihak pada rakyat, dan tidak korupsi sehingga pemerintah yang harus menjadi teladan. Hadir traider, bisnisman, lembaga keuangan dan perbankan yang tidak distorsi.

"Konsepsi perbankan harus sejalan dengan konsepsi pemerintah. Kalau tidak, ambruk negara. Bangkrutnya negara sangat ditentukan kebijakan fiskal dan bank sentralnya. Selain itu, hadir kesadaran hukum dalam suatu negara. Bagaimana membangun Sulsel? Perbankan harus turun tangan," urainya.

Ia berharap, perbankan tidak boleh sekedar profit oriented. Karena itu, di Sulsel, perbankan dan pemerintah harus bisa membangun sinergitas.

"Saya selalu menggunakan data perbankan mengukur sesuatu," pungkasnya.

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/09/21/perbankan-syariah-tumbuh-pesat-di-sulsel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar