SELASA, 07 FEBRUARI 2012
Pemprov Siapkan Anggaran Rp23 M
MAKASSAR,
– Siswa sekolah menengah atas (SMA) di Sulawesi Selatan (Sulsel)
segera menikmati dana bantuan operasional sekolah (BOS), seperti yang
diberikan kepada siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP) melalui kas sekolah masing-masing.
Penyaluran
dana ini dinamakan BOS rintisan terhadap siswa SMA. Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Sulsel memperkirakan, total anggaran rintisan BOS untuk SMA
tersebut mencapai Rp23 miliar.
Kepala
Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Sulsel,
Hamire, mengatakan hal itu, di kantornya, Senin, 6 Februari. Dikatakan,
jumlah tersebut merupakan rencana awal dari jumlah siswa di Sulsel yang
mencapai 196.108 orang.
Setiap
siswa dijatah Rp120 ribu per orang setiap tahunnya. Jumlah tersebut
sudah termasuk unit sekolah baru (USB) yang baru saja dibangun di
Kabupaten Takalar.
“Ini
merupakan rencana awal, sekitar 196.108 siswa SMA negeri dan swasta
dikali Rp120 ribu per-siswa, hasilnya sekitar Rp23 miliar lebih. Data
itu sudah ada kelebihan, karena ada USB di Kabupaten Takalar,” jelas
Hamire.
Rintisan
BOS itu, lanjut Hamire, diperuntukkan bagi semua siswa menengah umum
mulai dari kelas satu sampai kelas tiga untuk sekolah negeri dan swasta,
sementara untuk sekolah agama itu akan ditangani Departemen Agama
(Depag) RI.
Untuk
penyaluran rintisan BOS tersebut, pihaknya menargetkan dalam dua tahap
penyaluran yakni, tahap pertama akan dilakukan pada minggu ketiga
Februari dan tahap kedua pada Minggu ketiga Agustus.
“Tetapi
sekali lagi, ini masih bisa berubah karena baru rencana awal. Nanti
setelah Rakernas di Palembang pada 18 Februari ini baru kita action,”
katanya.
Untuk
penggunaan anggaran dari program tersebut akan mengikuti tahun anggaran
periode Januari yang berjalan ini sampai Desember 2012. Diharapkan
program ini akan mendapat anggaran melalui APBN Perubahan, tetapi untuk
jumlahnya tergantung kesiapan dana secara nasional.
Dia
menjelaskan, peruntukan dana rintisan BOS tersebut akan digunakan untuk
penggandaan buku tes pelajaran dan buku pelajaran penunjang sekolah, di
antaranya, buku perpustakaan, buku sumber, dan buku pengayaan yang
dinilai masih kurang di Sulsel.
Sedangkan, untuk buku pelajaran pokok tidak perlu diperuntukkan untuk SMA dan SMK, karena sudah cukup dalam dua tahun anggaran yang jumlahnya sekitar Rp28 miliar.
Sedangkan, untuk buku pelajaran pokok tidak perlu diperuntukkan untuk SMA dan SMK, karena sudah cukup dalam dua tahun anggaran yang jumlahnya sekitar Rp28 miliar.
“Secara
umum, tujuan rintisan BOS tersebut untuk mendukung pendidikan menengah
secara universal untuk wajib belajar 12 tahun. Tujuannya untuk
mengurangi angka putus sekolah, meningkatkan angka partisipasi kasar
(APK) siswa sekolah menengah, mewujudkan keperpihakan pemerintah bidang
pendidikan menengah, dan sebagainya,” katanya.
Sejauh
ini, pihaknya juga telah melakukan persiapan-persiapan untuk rintisan
BOS tersebut. Misalnya, untuk pengelolaan data, pihaknya telah menyurat
ke sejumlah daerah untuk pelaksanaan rintisan BOS tahun 2012.
Sementara,
Kabid Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Sulsel, A Samad, di kantornya,
belum bersedia membeberkan total anggaran BOS khusus untuk sekolah
kejuruan.
Meski
begitu, dia tetap berharap supaya anggaran khusus untuk sekolah
menengah kejuruan (SMK) nantinya lebih besar daripada anggaran yang
diperuntukkan bagi SMA.
Alasannya, karena SMK memiliki banyak peralatan yang mesti disiapkan sebagai penunjang pengembangan sekolah ke depan.
“Khusus
untuk sekolah menengah kejuruan ada 121 program keahlian, sementara
untuk SMA hanya ada tiga yakni IPA, IPS dan bahasa,” katanya. (eky)
Sumber : http://cakrawalaberita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar