Rabu, 04 Juli 2012

Kelas Menengah Sulsel Habiskan Rp5 Juta per Bulan


Rabu, 04 Juli 2012
MAKASSAR – Masyarakat kelas menengah dan atas di Sulsel membelanjakan uangnya antara Rp4 juta hingga Rp5 juta setiap bulan. Hal itu berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Wilayah I soal belanja atau pengeluaran setiap orang di Makassar pada Juni lalu.

Angka tersebut sebenarnya menurun dibandingkan bulan sebelumnya dimana warga mampu diMakassar rata-rata menghabiskan uangnya senilai Rp6 juta per orang. Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulawesi Maluku dan Papua Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, penurunan belanja tiap orang di Makassar mendorong terjadinya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 128,4 poin dari Mei 137,6 poin.

“Walau demikian, optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian daerah tetap pada level yang cukup baik jika melihat optimisme enam bulan terakhir dan dampaknya pada enam bulan yang akan datang,”ujar Gusti saat melansir hasil survei konsumen di Makassar,kemarin. Penurunan jumlah pengeluaran masyarakat juga tercermin dari bergesernya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) di Makassar sebanyak 10 poin menjadi 126,8 poin.

“Salah satu yang berpengaruh besar adalah persepsi masyarakat akan kurangnya lapangan pekerjaan saat ini,” kata dia. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sulsel, dua tahun terakhirdiSulselyaknipada2010 lalu, uang yang beredar di masyarakat sebesar Rp87 triliun, dan naik di 2011 menjadi Rp110 triliun.Untuk tahun ini,PemerintahProvinsiyakinterjadipertumbuhan peredaran uang di Sulsel.

Dari Rp110 triliun seluruh Sulsel,60% uang beredar berada di Makassar sehingga pertumbuhan ekonomi Makassar tahun lalu mencapai angka 9%,jauh lebih tinggi dari pertumbuhan provinsi bahkan nasional dan menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Sementara itu,masyarakat lebih condong membelanjakan uangnya pada bahan makanan.

“Penurunan jumlah pendapatan masyarakat juga memicu untuk tidak melakukan pengeluaran yang berlebihan terutama untuk barang-barang tahan lama,”tutur Gusti. Hal senada diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono. Menurutnya,kecenderungan masyarakat membeli bahan makanan memicu terjadinya inflasi harga-harga di Sulsel khususnya untuk empat kota, Makassar, Parepare, Palopo, dan Watampone.

Bahkan BPS memprediksi inflasi akan kembali terjadi pada bulan ini karena memasuki Ramadan. Karena itu,Bambang berharap pemerintah daerah bisa mengambil tindakan mencegah melonjaknya harga-harga jauh lebih tinggi dari harga normal. Berdasarkan data yang dilansir Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi pada awal April lalu, tingkat konsumsi masyarakat secara nasional di 10 kota hanya menghabiskan sekitar Rp2 juta per bulan.

Sepuluh kota tersebut adalah Makassar, Jakarta, Surabaya, Medan,Tangerang, Bandung, Bogor, Malang, Palembang, dan Semarang. Menurut dia,dari 237 juta penduduk Indonesia, ada 23 juta orang yang hidup di kota dan memiliki daya beli yang tinggi. Mereka adalah bagian dari total 67 juta orang yang tinggal di kota besar.“Ada 67 juta orang Indonesia yang berumur 15-50 dan tinggal di kota.Masyarakat dengan pengeluaran Rp2 juta per bulan atau lebih, berjumlah 23 juta orang, dan ada 10 kota dengan dinamika konsumsi yang sangat tinggi,” katanya,Senin (2/4) lalu.

Dari hasil survei Sosial Ekonomi Nasional, konsumsi rumah tangga pada 2011 mengalami peralihan dari makanan ke nonmakanan.Tercatat total konsumsi rumah tangga pada 2011 sebesar Rp419 triliun, naik 4,5% dari tahun sebelumnya yaitu Rp401 triliun.Penurunan konsumsi makanan salah satunya terjadi pada konsumsi padi-padian yang turun 7,48% pada 2011 dari persentase awal pada tahun 2010 yaitu 8,89%.

Sebaliknya, konsumsi pengeluaran rumah tangga untuk membeli nonmakanan malah melonjak. Seperti konsumsi masyarakat pada barang-barang yang tahan lama mengalami kenaikan dari 5,14% pada 2010 menjadi 7,52% pada 2011. Sementara daya beli masyarakat untuk keperluan pesta dan upacara naik 1,53% pada 2011 dari tahun sebelumnya 1,32%. ● rahmat hardiansya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar