Rabu, 04 Juli 2012

Pemprov Khawatir Solar Langka


Rabu, 04 Juli 2012
MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mengkhawarirkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar menjelang Ramadan. Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang mengungkapkan, ancaman kelangkaan ini diperoleh dari warga yang mengeluhkan stok solar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Makassar dan sekitarnya. 

Informasi soal kelangkaan solar ini diakuinya menjadi perhatian serius Pemprov Sulsel karena dipastikan akan mempengaruhi distribusi barang kebutuhan pokok. Diketahui, moda transportasi yang digunakan untuk distribusi barang kebutuhan pokok sebagian besar menggunakan solar. Kebutuhan masyarakat akan barang dipastikan meningkat menjelang Ramadan.

“Ini tentu sangat mengkhawatirkan kami.Kalau solar langka, maka kapal laut, truk, serta kendaraan akan terhambat.Kita takut jangan sampai suplai kebutuhan pokok nanti terhambat,” ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel kemarin. Namun, dari pantauan di lapangan kemarin,penyaluran BBM solar di sejumlah SPBU di Makassar tidak menciptakan antrean panjang.Kondisi antrean warga yang membeli BBM,termasuk solar,masih normal.

Untuk memastikan ketersediaan solar dan BBM bersubsidi lainnya menjelang Ramadan dan Idul Fitri nanti,dalam waktu dekat ini,pihaknya akan memanggil PT Pertamina Regional VII Makassar untuk mencari solusi. Pihak PT Pertamina Regional VII Makassar mengakui jika stok BBM bersubsidi jenis solar dan premium masih aman dalam rangka menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 1433 H.

Namun, diakui bahwa beberapa waktu belakangan ini konsumsi solar mengalami kenaikan hingga 12% dari kuota yang diberikan Pemerintah Pusat untuk Sulsel. Namun,meningkatnya konsumsi solar ini dinilai janggal karena di saat sama jumlah pertumbuhan kendaraan jenis diesel di Sulsel tidak terlalu signifikan. Sales Representative Area Makassar PT Pertamina Regional VII,Muhammad Iswahyudi, menduga terjadi penimbunan solar yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk dimanfaatkan bagi kepentingan industri.

Adanya perbedaan atau disparitas harga yang tinggi antara BBM bersubsidi, seperti premium dan solar, dengan BBM yang tidak disubsidi untuk industri, membuat potensi penyalahgunaan sangat besar. “Kami menyalurkan BBM sesuai kebutuhan. Solar sebenarnya cukup. Pertanyaan saya,lari ke mana solar? Apalagi industri serta kendaraan konstruksi terus tumbuh.Kami curiga solar tidak tepat peruntukannya,” ujar dia kemarin.

Modus yang digunakan oknum tidak bertanggungjawab ini, kata Iswahyudi, yakni dengan mengisi kendaraan truk dengan solar di SPBU dalam skala besar.BBM itu kemudian ditimbun, dan disalurkan ke perusahaan pertambangan dan industri. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan setiap hal yang mencurigakan di SPBU, apalagi jika melihat ada pembelian BBM bersubsidi dalam jumlah besar.

“Ada juga modus membeli solar di SPBU, kemudian ditumpah ke jeriken, lalu kembali lagi mengisi di SPBU.Yang membuat kami heran,alat-alat berat dan industri meningkat, kami juga belum tahu BBM-nya dari mana, apakah dari SPBU atau yang lain,”paparnya. Dia menambahkan, untuk pengawasan tersebut, pihaknya telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan aparat kepolisian.

Terhadap objek-objek vital seperti SPBU dan lainnya, juga dilakukan pengamanan. Jika ditemukan adanya kerjasama penimbun dengan SPBU, Pertamina mengaku siap memberikan sanksi keras. Sementara itu,Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (DPD Hiswana Migas) Sulsel Burhanuddin Lestim mengakui stok solar mulai normal kembali.

Kelangkaan solar di seluruh SPBU di Sulsel, termasuk di Makassar, sudah berlalu dua atau tiga pekan lalu. Kelangkaan terjadi karena stok yang terbatas.Namun setelah pemerintah menambah kuota,penyaluran solar ini kembali lancar.“Banyak SPBU memang menahan, ya, sedikit direm- rem-lah, karena perhitungan stok solar yang harus ada hingga akhir tahun,”ujarnya. ● wahyudi/ rahmat hardiansya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar