Kamis, 29 November 2012

Sulsel Kembangkan Sistem Sambung Pucuk


Kam, 29/11/2012 
Upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kakao, Pemerintah Provinsi Sulawes Selatan akan mengembangkan system klonal. Kebijakan tersebut ditargetkan akan berjalan efektif pada tahun 2013 mendatang. Pengembangan system klonal lebih efektif dibanding meremajakan tanaman. Keunggulannya yakni bisa lebih cepat berubah dan tahan terhadap serangan hama. Tahun depan, terdapat 6.500 hektar kakao yang akan kami kembangkan dengan anggaran dari APBN sebesar Rp 6,5 miliar. Hal ini dijelaskan, Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Dr. Ir. Burhanuddin Mustafa, MS, Rabu, 28 November 2012.

Lanjut dikatakan, pengembangan system klonal dilakukan seiring dengan dihentikannya sistem peremajaan dan intensifikasi tanaman kakao. Diakuinya, kedua system tersebut sejauh ini belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produksi kakao di Sulsel. Khusus peremajaan, dibutuhkan waktu hingga lima tahun untuk berbuah sedangkan, jika dengan system klonal dalam bentuk sambung samping atau sambung pucuk, kita terapkan, maka petani hanya menunggu paling lama satu setengah tahun untuk memanennya. Khusus untuk tahun 2012, Dinas Perkebunan Sulsel telah menyalurkan 2 juta pohon secara gratis kepada para petani untuk dikembangkan melalui system klonal atau sambung pucuk.

Untuk luasnya, mencapai 2 ribu hektar, kemudian pada tahun 2013 mendatang, system tersebut rencananya kembali dikembangkan melalui anggaran dari APBD Sulsel. Diketahuinya sebelumnya, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan system peremajaan dan intensifikasi mulai tahun 2013 mendatang. Program gerakan nasional peningkatan mutu dan produksi kakao hanya dengan rehabilitasi tanaman. Secara nasional, luasnya mencapai 22.500 hektare.

Rs/Ys (Kamis, 29, November 2012)
Sumber: http://www.sulsel.go.id/content/sulsel-kembangkan-sistem-sambung-pucuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar