Selasa, 08 Mei 2012

Syahrul: Perluasan Pelabuhan Makassar Harus Dipercepat


SELASA, 08 MAY 2012 

alt
Untuk Kelancaran Transportasi Barang
 MAKASSAR, – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terus memperjuangkan percepatan pembangunan New Port atau perluasan Pelabuhan Makassar.
Pelabuhan ini merupakan pendukung hubungan ekonomi Asia Pasifik sekaligus melengkapi peran Bandara Internasional Sultan Ha­sanuddin.
Syahrul mengatakan hal itu saat peresmian Alat Bongkar Muat Baru Terminal Peti Kemas Pelabuhan Makassar, di Lapangan Peti Kemas Pelabuhan Makassar, Senin, 7 Mei.
“Hadirnya pelabuhan dan peralatan pelabuhan menunjukkan dinamika kehidupan kita. Perjalanan keluar masuknya barang di daerah kita me­nunjukkan per­ekonomian kita yang makin baik. Ini adalah fakta, kenyataan dari hasil kerja kita semua selama ini tanpa terkecuali,” ujar Syahrul.
Syahrul mengungkapkan, pelayanan bongkar muat di terminal peti kemas terkendala oleh rendahnya kapasitas peralatan bongkar muat serta keterbatasan terminal peti kemas. Bahkan, pada bulan Februari lalu, masa tunggu kapal telah mencapai tiga minggu.
“Harus dipercepat pembangunan new port ini. Karena kondisi saat ini sangat mengganggu perputaran perekonomian dan arus barang.
Kejadian ini menyamai masa tunggu di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, ketika pemerintah memutuskan segera membangun perluasanTanjung Priok,” terangnya.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu menjelaskan, berdasarkan data Bea Cukai, volume dan nilai ekspor-impor pada Pelabuhan Makassar pada tahun 2011 lebih tinggi 12 kali lipat dibanding Pelabuhan Bangka Belitung. Karena itu, perluasan Pelabuhan Makassar melalui master plan New Port Makassar menjadi prioritas.
“Diharapkan, perluasan dermaga dan terminal peti kemas menjadi bagian tak terpisahkan dari perencanaan New Port Makassar,” harapnya.
Ia menambahkan, pelabuhan dan airport menandakan sebuah daerah berkembang atau tidak. Pelabuhan harus bisa menjadi tumpuan perekonomian.
Karenanya, Pelindo, Pemkot Makassar, dan Pemprov Sulsel harus tetap kompak. Ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh semua pihak yang berkepentingan.
“Pemilihan gubernur atau pilkada, politik, tidak boleh mensekat-sekat pemerintahan. Jabatan buat saya bukan segala-galanya. Yang ada kita harus sama-sama kompak untuk menjawab tantangan yang ada,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelindo IV Makassar, Harry Sutanto, meminta tiga hal kepada Pemprov Sulsel. Di antaranya, keterlibatan pemerintah daerah dalam pengembangan New Port, pencukupan akses darat, hingga relokasi dan revitalisasi terminal penumpang.
“Ke depannya, kita juga berharap, pelabuhan kita bisa mendorong akses pariwisata di Sulsel. Kapal-kapal pesiar dari negara-negara di dunia bisa berlabuh di pelabuhan kita,” katanya. 
Utamakan Makassar

Pengembangan Pelabuhan Makassar, terutama di peti kemas, memang diprioritaskan untuk menjadi gerbang laut di Indonesia bagian timur. Untuk itu, PT Pelindo IV seharusnya mengutamakan Pelabuhan Makassar dibanding Pelabuhan Bangka Belitung.
“Belitung ini sebelumnya sudah tidak ada, tetapi entah kenapa tiba-tiba muncul lagi ­Bitung menjadi pelabuhan ekspor, padahal kita di sini adalah muara dari segalanya,” katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Makassar New port merupakan salah satu planning utama sebagai upaya pengembangan dan peningkatan per­gerakan perekonomian di kawasan timur Indonesia.
“Jadi airport dan Pelabuhan Makassar itu adalah salah satu mind program yang ada secara regional Sulawesi,” ujarnya.
Sebab itu, kata dia, dari perkembangan yang ada, di mana sebelumnya hanya sekitar 50 hektar yang direncanakan, tetapi sekarang menjadi 250 hektar yang segera akan dilakukan pelaksanaannya.
“Oleh karena itu, saya butuhkan bahwa ini harus terlaksana. Pelabuhan itu adalah muara dan awal pergerakan dari ekonomi, karena itu pelabuhan itu menjadi penting,” katanya.
Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Harry Sutanto, menyampaikan tiga hal kepada gubernur, yakni pertama, dukungan dalam pengembangan terminal peti kemas yang baru (Makassar Newport), dalam bentuk partisipasi pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota dalam pengembangannya.
Kemudian kedua, pihaknya memohon pertimbangan untuk pencukupan agar akses darat tidak menjadi persoalan di kemudian hari, jika terminal itu telah melayani sekitar 1 juta bius.
“Ketiga, Pelindo mohon izin dengan jajaran Bapak Gubernur untuk merelokasi dan merevitalisasi terminal penumpang. Karena pihaknya juga mengaku memiliki kepentingan agar Sulsel bisa menjadi efisientrum dan tourism industry. Ini kita harapkan, agar jika ada kapal-kapal pesiar nantinya dari asing utamanya bisa mengunjungi pelabuhan Makassar,”  katanya.
Sejauh ini, kata dia, terminal Makassar dilengkapi dengan lapangan seluas 12,6 hektar. Namun, itu diakuinya belum ideal. Sebab, idealnya untuk itu harus punya lapangan seluas 25 hektar.
Meski begitu, ia mengaku bahwa dengan kondisi yang ada seperti saat ini, terminal itu diyakini sudah mampu menangani 600 sampai 700 ribu bius.
Target Pelindo tahun 2012 ini bisa menangani 500 ribu bius. Dengan pertumbuhan ini, tentunya pihaknya selalu berupaya untuk tidak ketinggalan dalam rangka penyiapan infrastruktur.
“Oleh karena itu, apa kita saksikan saat ini adalah bentuk komitmen Pelindo IV dalam menyiapkan infrastruktur ekonomi guna mendorong dan memacu serta mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel,” ujarnya. (eky/ism)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar