Senin, 06 Agustus 2012

Makanan Dominasi Industri di Sulsel




Senin, 06 Agustus 2012
MAKASSAR – Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang sepanjang triwulan I dan II di Sulsel masih didominasi industri makanan. Di mana pertumbuhan secara year on year (YoY) mencatat pertumbuhan tertinggi mencapai 10,41%.


Pertumbuhan tersebut menandakan, masih dominannya penguasaan pasar industri makanan di daerah ini. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat pertumbuhan industri makanan dari segi produksi manufaktur mikro dan kecil di triwulan kedua tahun ini jauh lebih besar dari industri besar dan sedang dengan pertumbuhan 17,05%. Pengamat Ekonomi Sulsel Agus Arman mengatakan, industri makanan memang selalu mendominasi di daerah ini.

Namun,menurut dia,tidak berarti industri lain tidak berkembang.“ Buktinya industri kayu dan barang dari kayu juga berkembang,” kata dia. Walau pertumbuhan industri kayu dan barang dari kayu tidak setinggi industri makanan, namun pertumbuhannya juga cukup besar.Tercatat secara y o y industri kayu tak termasuk barang furniture tumbuh 9,49% walau secara q to q mengalami penurunan 2,22%.

Pertumbuhan industri makanan di Sulsel belum mampu memberi andil besar bagi ekspor, sebaliknya industri kayu masuk dalam kelompok komoditi unggulan. Hanya saja, sepanjang Januari-Juni tahun ini,ekspor Sulsel untuk barang olahan kayu dan barang dari kayu merosot 15,41%. “Namun jika kita melihat data BPS, ekspor Sulsel sepanjang semester pertama untuk semua komoditi memang hampir merosot, hanya ada tiga komoditi yang mengalami pertumbuhan positif. Itu bisa diartikan ekspor Sulsel saat ini memang sedang kurang baik, ”kata dia.

Tiga komoditi Sulsel yang mengalami pertumbuhan adalah komoditi buah-buahan, olahan makanan hewan, serta ikan udang dan kepiting.Penurunan jumlah ekspor paling besar terjadi pada komoditi nikel sebesar 51,47%.Namun hal itu bisa dimaklumi karena awal tahun ini pemerintah melakukan pembatasan ekpor biji nikel mentah. Sementara itu, kian tingginya industri mikro dan kecil di daerah ini,membawa angin segar bagi perbankan.

Selain industri makanan dari sektor mikro yang berkembang pesat, industri minuman, tembakau, tekstil bahkan industri kayu dan furniture juga memiliki peluang untuk tumbuh di daerah ini. rahmat hardiansya
 
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/517177/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar