Senin, 19 November 2012

Sulsel Jadi Lokomotif


Ditulis Oleh Akbar on  
Milad Satu Abad Muhammadiyah 1912-2012
Milad Satu Abad Muhammadiyah 1912-2012, di Auditorium Al Amin Universitas Muhammadiyah Makassar, Minggu (18/11) sangat meriah. Ribuan peserta hadir dari beberapa kabupaten/kota. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berjuang menyebarkan Syiar Islam dalam berbagai bidang. Dalam kehidupan berbangsa, Muhammadiyah telah berkiprah melewati berbagai zaman. Melalui kerja-kerja kemasyarakatan dan sikap hikmah menghadapi situasi sosial dan politik.
Muhammadiyah memasuki abad ke II harus menunjukkan kualitas, bukan hanya kuantitas. Karena itu, Sulsel harus mempelopori kemajuan Muhammadiyah di Indonesia dan menjadi lokomotif kemajuan penggerak kemajuan Muhammadiyah. “Sulsel harus jadi lokomotif kemajuan Muhammadiyah,” tegas Sekretaris Umum Pimpinan Muhammadiyah Pusat, Agung Danarto. Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa kata dia, telah berkiprah melewati berbagai zaman. Melalui kerja-kerja kemasyarakatan dan sikap hikmah menghadapi situasi sosial dan politik.
“Muhammadiyah berwawasan kemajemukan, bersikap kritis dan responsif sesuai jati diri Muhammadiyah,” urainya. Agung menegaskan, Muhammadiyah tidak tertarik mendirikan negara dengan ideologi lain, selain NKRI. Apalagi menggunakan ancaman berupa teror dan semacamnya. Muhammadiyah adalah organisasi yang dinamis tanpa meninggalkan ideologinya. “Terkait usulan agar Sulsel menjadi tuan rumah Muktamar yang pertama pada abad ke II nanti, kami akan kami sampaikan ke pimpinan pusat agar keinginan ini disetujui,” kata Agung. Milad Satu Abad Muhammadiyah 1912-2012, juga dihadiri Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo.
Syahrul mengaku sangat berterima kasih kepada Muhammadiyah. Pasalnya, organisasi Islam ini telah membentuk dirinya menjadi sosok yang layak jadi pemimpin. “Saya banyak ditempah Muhammadiyah. Saya jadi gubernur salah satunya karena Muhammadiyah. Jadi sudah sepatutnya saya mengucapkan terima kasih. Begitupun saya kira dengan yang lainnya,” kata Syahrul. Dia mengatakan, 100 tahun merupakan pengalaman berharga Muhammadiyah dalam berkontribusi terhadap hadirnya bangsa dan negara. Begitupun dengan sumbangsih Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat. “Kehadiran Muhammadiyah untuk mengawal eksistensi bangsa dan kedaulatan negara, akidah dan istiqamah Islam,” ujarnya.
Menurutnya, Muhammadiyah adalah organisasi dakwah, pengemban aqidah Islam. Ajaran utamanya, bagaimana beribadah secara Islam dan kaffah. “Hanya orang yang salatnya baik, tidak mengambil haknya orang lain, tidak korupsi, tidak menghina-hina orang lain. Itulah ajaran Muhammadiyah,” terangnya. Organisasi Muhammadiyah, lanjutnya, juga membangun integritas dan intelejensia. Itulah yang membedakan muhammadiyah dengan organisasi lain. Memiliki komitmen nasional yang tulus, ikhlas, tapi kritis terhadap bangsa dan negara. “Muhammadiyah bahkan tetap menjaga netralitasnya dalam sebuah pilkada. Itulah Muhammadiyah,” tegasnya. (mg10/ade)
Sumber: http://www.ujungpandangekspres.co/makassar-hari-ini/sulsel-jadi-lokomotif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar