Selasa, 03 Juli 2012

Harga Bahan Makanan di Sulsel Mulai Naik-Juni Inflasi Mencapai 0,64%


Selasa, 03 Juli 2012
MAKASSAR– Harga bahan makanan di Sulsel per Juni 2012 mengalami kenaikan sebesar 1,5% jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Kenaikan harga bahan makanan yang merata di semua komoditi tersebut mendorong terjadinya inflasi 0,64% dan diprediksi akan naik terus jelang Ramadan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono saat melansir data statistik di kantornya kemarin mengatakan, kenaikan harga bahan makanan pada Juni lalu, masih akan dirasakan Juli tahun ini. Terlebih momentum Ramadan akan mendorong terjadinya kenaikan harga di semua komoditi bahan makanan. “Setelah harga bahan makanan yang naik dan menyumbang inflasi terbesar,makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau juga menyumbang inflasi dengan kenaikan 0,36%.

Disusul harga perumahan, ketersediaan air, listrik, gas dan bahan bakar serta sandang juga menyumbang inflasi di Sulsel,” kata dia. Perubahan Indeks Harga Gabungan (IHK) yang terdiri dari empat kota,Makassar, Parepare, Palopo dan Watampone mencatatkan kenaikan harga bahan makanan berdasarkan persentase perubahan IHK Juni 2012 terhadap Desember 2011 mencapai 5,60% dan secara year on year kenaikannya 5,26%.

Dari 11 sub kelompok bahan makanan,tercatat 8 sub kelompok mengalami inflasi, sisanya deflasi. Inflasi tertinggi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 7,63%, diikuti sub kelompok ikan segar 6,71%,begitu pula sub kelompok ikan diawetkan sebesar 3,69%,sub kelompok telur,susu dan hasilnya juga bergeser 0,50%.

“Komoditiyangdominanmenyumbang inflasi adalah ikan layang,ikanbandeng,caberawit, cabe merah,serta beberapa ikan segar lainnya, sebaliknya komoditi yang dominan menyumbang deflasi adalah tomat buah, tomat sayur,minyak goreng,dan beberapa varian sayur mayur,” tutur Bambang. Pada kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau, komoditi gula pasir merupakan komoditi yang mengalami kenaikan harga sekaligus penyumbang inflasi terbesar pada kelompok ini.

Hal ini memang telah dipermasalahkan banyak pihak beberapa bulan terakhir. Bahkan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah beberapa waktu lalu berjanji akan melakukan operasi pasar untuk menetralkan harga gula kristal putih di pasaran yang harganya telah jauh melebih harga normal. Harga normal gula kristal putih Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram (kg), tetapi beberapa pasar tradisional dan modern di Makassar telah menjual gula kristal putih antara Rp13.000 hingga Rp20.000 kg. rahmat hardiansya                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar