Selasa, 28 Februari 2012

Kerugian Puting Beliung Sidrap Rp3 M


SENIN, 27 FEBRUARI 2012 


Wagub Minta Bantuan Pusat, Korban Kesulitan Air Bersih, Mahasiswa Kumpul Sumbangan
MAKASSAR,  – Selain menimbulkan korban, angin puting beliung di Desa Wette’e, Kecamatan Pancalautang, Kabupaten Sidrap, Jumat, 24 Februari lalu, menimbulkan kerugian materil hingga Rp3 miliar.
Kerugian tersebut dirinci dari kerusakan rumah penduduk yang mencapai 63 unit. Sekitar 47 unit di antaranya rata dengan tanah, berikut harta benda milik warga yang hancur tertimpa material ba­ngunan.
Untuk menalangi bantuan tersebut, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang, rencananya berangkat ke Jakarta, Senin, 25 Februari, hari ini, untuk meminta bantuan dari pemerintah pusat melalui lembaga terkait.
Keberangkatan Agus ke Jakarta sekaligus membawa surat rekomendasi dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sebagai bentuk persetujuan untuk meminta bantuan ke pusat.
Agus ke Jakarta didam­pingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Mappagio.
“Saya akan berangkat bersama Pak Wagub ke Jakarta untuk membahwa rekomendasi dari Gubernur. Rekomendasi ini namanya rekomendasi tanggap darurat yang didasarkan dari permintaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap dan itu patut ditindaklanjuti,” kata Mappagio, saat dihubungi per telepon, Minggu, 26 Februari.
Menurut dia, bantuan dari pusat itu nantinya digunakan untuk bantuan rehabilitasi rumah warga yang hancur akibat musibah tersebut.
Menurut dia, dampak yang ditimbulkan akibat musibah tersebut sebenarnya sudah dilaporkan ke pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk dianalisa. Pihaknya hanya menindaklanjuti sambil menunggu hasil pengkajian pusat.
“BNPB sudah tahu. Direktur Tanggap Darurat BNPB juga sudah turun ke lokasi untuk melihat langsung. Beliau masih ada di Sidrap,” katanya.
Jumlah kerugian sebesar Rp3 miliar ini juga sudah dilansir oleh Pemkab Sidrap. Meski demikian, aparat masih melakukan pendataan dan mengawasi proses penanganan para korban.
Sudah dipastikan tiga korban tewas (seperti dilansir Harian Cakrawala edisi Sabtu, 24 Februari) dalam peristiwa yang terjadi Jumat, 24 Februari lalu itu. Mereka masing-masing Lina (28), Rosi (60), Janggo Sana (60). Tiga korban tewas setelah terhempas dan tertimpa balok.
Korban Lina cukup mengharukan karena tewas bersama jabang bayi yang masih dikandungnya. Usia kandungan Lina berusia tujuh bulan. Baik Lina, maupun dua korban tewas lainnya ditemukan di bawah reruntuhan rumah.
Selain korban tewas, kejadian ini juga mengakibatkan 36 orang terluka. Mereka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nene Mallomo, Sidrap, Puskesmas Belokka, dan Puskesmas Amparita. Dua di antaranya dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar karena luka parah dan patah tulang.
Akibat bencana ini juga, tercatat 215 orang terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya yang luput dari bencana itu. Ada juga yang tinggal di tenda-tenda darurat yang dibuat para relawan.
Di tenda itu yang sudah dilengkapi dapur umum tersebut, korban harus berdesak-desakan bersama anak-anak mereka.

Kekurangan Air Minum
Informasi yang diperoleh Cakrawala di lokasi kejadian, para korban yang mengungsi di tenda-tenda darurat mengalami kesulitan air bersih. Mereka juga membutuhkan pakaian dan makanan.
Terkait hal ini, Kepala BPBD, Mappagio, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan mobil tangki water treathment atau mobil pengangkut air bersih. 
“Kami sudah kerahkan mobil pengangkut air bersih ke Sidrap untuk melayani kebutuhan air untuk para korban. Air itu bisa langsung diminum jadi tidak perlu dikhawatirkan,” jelasnya.
Menurut dia, sumbangan makanan untuk para korban juga sudah dilakukan, terutama dari pemerintah. Pemprov Sulsel sudah menyalurkan bantuan 1,5 ton beras, mi instan, dan air mineral. Bantuan dari Pemkab Sidrap juga disebutkan sudah tersalur.
Suasana di lokasi kejadian kemarin, para korban masih berusaha mengais harta benda mereka yang masih tersisa di tengah puing-puing bangunan, seperti pakaian, peralatan dapur, dan perabotan rumah.
Galang Bantuan
Musibah angin puting beliung di Sidrap mengundang simpati para pelajar di daerah itu. Beberapa titik dalam kota menjadi lokasi tempat pengumpulan dana dari masyarakat dan pengguna jalan untuk membantu para korban.
Para pelajar dari berbagai tingkatan, seperti sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA), berbaur dengan mahasiswa untuk mengumpulkan dana di beberapa lokasi.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Sidrap, Mansyur Marsuki, yang ditemui di jalan poros Sidrap-Tanru Tedong, mengaku prihatin dengan musibah tersebut. Untuk itu, dia mengerahkan rekan-rekannya untuk mengumpulkan dana.
“Kita menerjunkan relawana untuk kumpulkan dana di empat titik strategis,  antara lain, poros Sidrap-Parepare, Sidrap-Tanru Tedong, dan poros Sidra-Enrekang,” katanya.
Hingga kini, mereka sudah mengumpulkan dana sebanyak Rp8 juta lebih. “Kami rencananya akan memberikan langsung kepada korban dan tidak melalui posko yang didirikan pemerintah,” katanya.
Sementara, di jalan poros Sidrap-Parepare, puluhan pelajar dari SDN 14 Kabupaten Sidrap juga terlihat turun ke jalan dan dikoordinir seorang guru bernama Nurmiati.
Nurmiati yang juga wali kelas 1 SDN 14 mengatakan, rasa peduli murid-murinya membuat dia tergerak untuk turun menggalang dana ke jalan.
“Kita menurunkan PMR (Palang Merah Remaja) sekolah, sebelumnya hasil dari penggalangan dana tersebut kita telah menyumbang berupa beberapa dos mi instan,” jelasnya.
Pengumpulan dana juga dilakukan sekelompok mahasiswa di Makassar yang dilakukan oleh KSR PMI Universitas Muhammadiyah (Unismuh). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar