Selasa, 28 Februari 2012

KTNA Sulsel Segel 7.500 Ton Beras Impor


Selasa , 28 Februari 2012
BANTAENG– Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel menyegel 7.500 ton beras impor asal Thailand di Gudang Lapadde Bulog Kota Parepare, kemarin.
Sekretaris KTNA Sulsel M Asri mengatakan, pihaknya bersama beberapa ketua KTNA kabupaten telah mengecek peredaran beras impor di Kota Parepare, sekitar sepekan lalu. “KTNA menolak peredaran beras impor masuk ke Sulsel. Sebab, peredaran beras impor itu akan berdampak buruk terhadap petani di Sulsel.

Apalagi, Sulsel telah surplus beras.Pada 2011, Sulsel mengirimkan beras ke Jawa Timur sebanyak 20.000 ton,”papar dia saat ditemui di Bantaeng,kemarin. Menurut dia, jika beras impor beredar di pasaran, dampak buruk yang akan timbul adalah terkait harga.Harga beras impor lebih murah dibanding lokal. Akibatnya, para konsumen beralih ke beras impor, sedangkan beras lokal tak laku atau harganya ikut turun.

“Saat ini Bulog membeli beras petani dengan harga Rp6.600 per kg. Ini sangat membantu para petani,”ujar dia. Ketua KTNA Sulsel Rahman Daeng Tayang mengatakan, tindakan menyegel beras impor tersebut sesuai perintah Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal agar tak beredar di Sulsel. Mengenai jangka waktu penitipan beras impor tersebut,KTNA Sulsel meminta Bulog segera mengirim ke daerah tujuan Papua dan Maluku, pada Maret atau April.

Sebab pada bulan itu, petani di Sulsel diperkirakan telah memasuki masa panen. Seharusnya beras impor tersebut bukan hanya disegel di Bulog Parepare, tapi harus dicegah sejak awal oleh Bea Cukai Kota Parepare agar tak masuk ke Sulsel. Berdasarkan keterangan pihak Gudang Bulog Parepare, beras impor bukan untuk dipasarkan di Sulsel,melainkan dititipkan karena gudangnya besar.

Selama disegel, kunci gudang dipegang pihak Bea Cukai Parepare. Beras tersebut bisa keluar dari gudang jika dikirim ke Papua dan Maluku. “Selanjutnya beras impor itu dikirim ke PapuadanMalukusebagaiberas untuk warga miskin.Kendati begitu, beras impor itu harus tetap disegel agar tak beredar di Sulsel,” ungkap dia. Sementara itu, sebanyak 6.400 ton beras impor asal Thailand masuk ke Gudang Lapadde I Bulog Parepare kemarin.

Berdasarkan pantauan SINDO, meski impor dari Thailand, beras itu menggunakan karung berlabel Beras Bulog Jakarta. Pembongkaran mendapat pengawasan dari pihak Bulig dan Bea Cukai Parepare. Kepala Gudang Lapadde I Bulog Parepare Johan Joni mengungkap kan, ribuan ton beras impor asal Thailand diangkut menggunakan kapal Phu Tai yang sandar di Pelabuhan Nusantara Parepare sejak Kamis (23/2).

“Bulog hanya dititipi sementara. Jadi tidak ada penyitaan karena ini hanya beras titipan,”katanya. Johan Joni mengatakan,impor beras tersebut,merupakan pengiriman kedua dalam dua bulan terakhir.Pihaknya hanya sebatas menampung berasberas impir tersebut di gudang sambil menunggu perintah dari pusat untuk mengeluarkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar