Jumat, 31 August 2012 | |
MAKASSAR
– Sulsel Incorporated & Development Expo (SIDE) 2012 atau Pameran
Pembangunan Sulsel diharapkan mampu menarik banyak investor ke daerah
ini. Pembukaan pameran ini dilaksanakan kemarin dan akan berakhir 2 September mendatang di Celebes Convention Centre (CCC) Makassar. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel selaku penanggung jawab kegiatan menaruh harapan besar pada pameran ini untuk memetakan langkah pembangunan Sulsel ke depan. Apalagi, SIDE 2012 ini merupakan periode puncak pembangunan jangka menengah yang telah direncanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel. “Walau Pameran Pembangunan Sulsel ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Proklamasi Republik Indonesia Ke-67, tetapi kami juga menaruh harapan besar pameran ini bisa mengundang investor ke Sulsel,”tutur Kepala Bappeda Sulsel A Yaksan Hamzah. Pertumbuhan ekonomi yang selalu positif di Sulsel menjadi pemicu utama tingginya perhatian nasional bahkan internasional ke kawasan ini. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun 8% dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, banyak pihak menunggu gebrakan apa saja yang akan ditempuh pemerintah untuk mendatangkan investor. Project Manager PT Debindo Mega Promo Novira Arishanti selaku pelaksana kegiatan mengatakan, salah satu cara mendatangkan investor adalah dengan memamerkan hasil pembangunan setahun terakhir kepada banyak kalangan. ”Dengan begitu peluang untuk masuk berinvestasi terbuka lebar,”katanya. Apalagi, menurut Novira, Pameran Pembangunan Sulsel kali ini diikuti 100 peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/ kota dan berbagai intansi pemerintahan. “Mereka akan memperlihatkan apa saja yang telah berhasil mereka bangun dan lakukan dalam kurun waktu setahun terakhir ini,” kata dia. Sebanyak 60% peserta Pameran Pembangunan 2012 yang digelar Pemprov Sulsel berasal dari instansi pemerintah guna memotret kinerja. Sisanya berasal dari kalangan swasta yang berhasil membangun Sulsel. Pameran SIDE telah berlangsung tiga tahun. Setiap tahun jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan. Khusus untuk tahun ini,penyelenggara menargetkan total pengunjung sebanyak 10.000 orang selama empat hari pelaksanaan. Dengan harapan banyak investor yang tertarik. rahmat hardiansya |
Jumat, 31 Agustus 2012
Pameran Pembangunan Sulsel Diharapkan Tarik Banyak Investor
ASEAN-Korea Centre Latih 40 Orang Penggiat Pariwisata Sulsel
Workshop ini diikuti oleh 40 peserta dari pekerja profesional pariwisata, baik dari pegawai pemerintah yakni dinas pariwisata maupun swasta. Seperti dari biro perjalanan hingga pengelola daerah wisata.
Dari rilis yang diterima Tribun Timur, menurut Kepala Unit Pariwisata dan Budaya ASEAN-Korea Centre, Su Youn KIM, pelatihan tersebut merupakan program untuk mmbangun kapasitas pekerja industri pariwisata Indonesia.
Selama pelatihan tiga hari ini, peserta diajarkan tentang pariwisata Korea, budaya Korea, dan bahasa Korea. Khususnya mereka diajar tentang tren dan prospek dari pasar pariwisata Korea. Termasuk, sejarah, budaya, sampai gaya hidup dari turis-turis asal Korea.
"Bahkan juga dilakukan pelatihan dasar dari bahasa praktis Korea. Hal ini dimanfaatkan para praktisi pariwisata di Sulawesi Selatan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi turis Korea," kata Su Youn KIM.
Sementara itu, alasan dipilihnya Makassar sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, karena Makassar adalah kota terbesar di Indonesia timur. Selain itu, banyak lokasi wisata yang dimiliki Sulsel yang cukup terkenal yaitu budaya tradisional Tana Toraja dan Taman Nasional Bantimurung.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Sekretaris Jenderal ASEAN-Korea Centre Hae-Moon Chung dan Sekretaris Jenderal Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mr Wardiyatmo. Dan Akademi Pariwisata (Akpar) Makassar ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan.(*)
Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/08/31/asean-korea-centre-latih-40-orang-penggiat-pariwisata-sulsel
Kamis, 30 Agustus 2012
Sulsel Dapat Jatah Pupuk 750 Ribu Ton

Ilustrasi
Aktivitas pengantongan pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh PT Equiport Inti Indonesia (EII) di Pelabuhan Makassar sempat terhenti beebrapa waktulalu lantaran diboikot Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), pasca peralihan kewenangan pengantongan.
"Aktivitas sekarang berjalan lancar. Setelah melakukan penandatangananan Momerandum of Understanding (MoU) antara pihak PT Pupuk Holding dan PT Pelindo, sudah ada payung hukum menyangkut operasional pengantongan di pelabuhan," kata Direktur PT EII Zaidan Gamel, kemarin.
PT EII kini bertanggungjawab penuh terhadap pengantongan pupuk bersubsidi di Makassar sebanyak 750 ribu ton untuk kebuthan para petani Sulsel tahun ini.
Zaidan membeberkan, pihaknya melakukan operasional pembongkaran pupuk sebanyak 52 ribu ton per bulannya. Pupuk sebanyak itu diangkut dua unit kapal berkapasitas 26 ribu ton yang datang dua kali selama sebulan.
"Kita berusaha agar target ini bisa tercapai. Makin lancar pengantongan, tentu saja distribusi juga lancar dan petani diuntungkan," ungkapnya.
Zaidan juga menjamin, pasca kisruh TKBM beberapa waktu lalu, pengantongan pupuk kini berjalan lancar. Kendala serius, hanya kekurangan armada berupa truk untuk distribusi ke gudang-gudang penyimpanan. Namun, khusus distribusi dan pergudagangan ini ditangani pihak lain.
"Banyak yang terlibat dalam penyaluran pupuk ini. Kalau tidak konek satu sama lain, maka risikonya tentu pupuk terlambat ke petani. Sejak satu bulan terakhir, tak ada lagi laporan kami terima soal keterlambatan," bebernya.
PT EII merupakan anak usaha Pelindo IV hasil kerja sama dengan PT Kuda Inti Samudera. Perusahaan ini baru diluncurkan pada 11 Februari 2012 dengan segmen usaha utama penyediaan, pengoperasian, dan pemeliharaan peralatan bongkar muat di pelabuhan. (aci/upi)
Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120830003818-sulsel-dapat-jatah-pupuk-750-ribu-ton
Produksi Beras Masih Sesuai Target
Meski Kemarau Melanda Daerah

Ilustrasi
Kepala Badan Ketahanan Pangan Pemprov Sulsel Asri Agung Pananrang kepada FAJAR, Selasa, 28 Agustus, mengatakan, meskipun acaman kemarau bisa berlangsung sampai Oktober tahun ini, overstock beras masih bisa mencapai 2,2 juta ton. Stok tersebut bisa bertahan hingga tujuh bulan ke depan.
"Kebutuhan konsumsi beras Sulsel hanya 800.000 ton sedangkan produksi beras Sulsel saat ini, telah mencapai 3 juta ton. Overstok beras bisa bertahan hingga tujuh bulan ke depan, meskipun sebagian wilayah Sulsel mengalami kemarau," tuturnya.
Asri juga mengatakan, ada sejumlah daerah yang memasuki panen kedua tahun ini. Daerah itu, menambah stok beras sebelumnya.
Kepala Perum Bulog Divre VII Sulsel Tommy S Sikado juga mengungkapkan, total prognosa Bulog tahun ini, sekira 526.000 ton. Per Agustus, pihaknya telah menyerap 272.000 ton, atau 52 persen dari target.
Dengan asumsi Oktober panen ketiga, maka target overstok beras mencapai 2,2 juta ton optimis bisa dicapai. "Kita optimis surplus beras Sulsel ini, bisa menyumbang 25 persen dari total target surplus beras nasional. Ini tak lepas dari meningkatnya hasil panen petani di paruh kedua tahun ini," jelasnya.
Bahkan tahun ini, kata dia, Bulog telah menyuplai kebutuhan beras di hampir seluruh provinsi di Sulawesi. "Juga ke Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat hingga Sumatera Utara," ungkap Tommy.
Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Rahman Daeng Tayang mengungkapkan, saat ini, ada tiga daerah memasuki masa panen paruh kedua, yakni Kabupaten Sidrap, Bulukumba, dan Palopo.
"Beberapa daerah lain juga segera menyusul. Dan biasanya, hasil panen di panen paruh kedua lebih besar karena curah hujan sudah menurun dibandingkan panen pertama di awal tahun, hanya saja memang tidak semua daerah. Puncaknya nanti Oktober," kata Rahman.(aci/upi)
Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120830003332-produksi-beras-masih-sesuai-target
BPN Sulsel Akan Serahkan 15 Ribu Sertifikat Tanah
Kamis, 30 Agustus 2012
MAKASSAR,
--Badan Pertahanan Nasional (BPN) Sulsel, akan menyerahkan 15.000
sertifkat hak milik kepada masyarakat Sulsel yang tersebar di 24
kabupaten/kota di Sulsel. Rencananya, sertifikat tersebut akan
diserahkan pada 24 September 2012 mendatang.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Kepala Kantor Wilayah BPN Sulsel, EM Fachri, dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di Rumah Jabatan Gubernur, Kamis (30/8).
"Program penyerahan sertifikat ini dalam rangka Prona dan proyek lainnya yang menyangkut APBN," kata Fachri.
Sebagai pejabat baru, Fachri mengungkapkan, pihaknya akan menginventarisasi semua persoalan-persoalan lahan yang terjadi di Makassar. Termasuk, masalah Karebosi dan beberapa reklamasi lahan pantai lainnya.
"Saya baru bertugas tiga hari. Tapi, saya saat ini sedang menginventarisasi lahan-lahan yang bersoal," ungkapnya.
Sementara, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, berharap, BPN bisa berperan aktif dalam menyelamatkan lahan-lahan negara dan masyarakat. Utamanya, persoalan sertifikat ganda yang kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat.
"Jangan ada tanah rakyat atau tanah negara yang diambil alih oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah masalah sertifikat ganda.
Saya berharap, ke depannya, tidak ada lagi seperti itu karena bisa merugikan masyarakat," harapnya akan inventarisasi persoalan-persoalan lahan di Makassar.
Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/08/30/bpn-sulsel-akan-serahkan-15-ribu-sertifikat-tanah
Sulsel Target Rp4,95 T
Pendapatan APBD 2013

Yaksan Hamzah
KEPALA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sulsel, Yaksan Hamzah, mengatakan, target pendapatan ditingkatkan setelah melihat pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Pemprov Sulsel bahkan tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran delapan persen.
Peningkatan pendapatan di antaranya diperoleh dari pendapatan asli daerah atau PAD yang juga ditarget naik sekitar 10 persen. PAD Sulsel pada APBD 2012 ditargetkan sebesar Rp2,34 triliun dan pada 2013 ditargetkan minimal Rp2,5 triliun.
"Target itu masih bruto atau perkiraan, karena belum dilakukan pembahasan anggaran. Ada beberapa asumsi dasar yang digunakan untuk perhitungan target pendapatan itu di antaranya pertumbuhan ekonomi dan inflasi," kata Yaksan, di Makassar, Rabu, 29 Agustus.
Pendapatan pada APBD 2012 lalu terdiri atas, PAD Rp2,34 triliun, dana perimbangan Rp1,32 triliun, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah (dana penyesuaian dan otonomi khusus) untuk pendidikan Rp928 miliar.
Pemprov Sulsel dapat meningkatkan target PAD pada 2012 sebesar 19 persen atau Rp376 miliar dibanding 2011 yang hanya Rp2,07 triliun. Dana penyesuaian dan otonomi khusus juga naik dari Rp44 miliar menjadi Rp884 miliar.
Peningkatan yang diperoleh pada tahun 2012, diharapkan juga terjadi, bahkan lebih, pada 2013. Apalagi, sejumlah indikator perekonomian turut mendukung peningkatan pendapatan.
"Asumsi peningkatan target pendapatan pada pertumbuhan ekonomi yang diharapkan di atas pertumbuhan nasional. Kita harapkan pertumbuhan ekonomi Sulsel masih bergerak di kisaran delapan persen dan inflasi sekitar 2,8 persen," jelas Yaksan.
Dengan kondisi ekonomi seperti ini, Yaksan berharap pendapatan dan belanja daerah pada 2013 bisa terealisasi. Pendapatan daerah akan dialokasikan pada rencana belanja terutama yang mengacu pada RPJMD dan sinkronisasi program pemerintah pusat dan daerah.
Yaksan mengatakan, setidaknya ada 12 program pemerintah pusat yang juga harus dijabarkan dalam bentuk program yang didanai APBD Sulsel. Program itu di antaranya pendidikan dan kesehatan, infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan.
"Ada pula instruksi presiden yang harus dijalankan seperti terkait dengan Millenium Development Goals (MDG's, red). Ini yang menjadi dasar belanja daerah pada 2012 nanti," kata Yaksan. (rif/yun)
Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120830000207-sulsel-target-rp495-t
Gubernur Libatkan Akademisi Kaji Temuan PPATK
Kamis, 29 Agustus 2012
Makassar Sulsel, – Laporan
Hasil Anasilsa (LHA) Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Euangan
(PPATK) yang mencap Provinsi Sulawesi Selatan sebagai provinsi terkorup
diantara enam provinsi yang ada di Sulawesi tidak dipercayai begitu
saja.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya telah membentuk tim tersendiri untuk mengkaji sejauh mana kedalaman data yang dimaksud. Sampai saat ini, ia mengaku belum menerima data yang dimaksud.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya telah membentuk tim tersendiri untuk mengkaji sejauh mana kedalaman data yang dimaksud. Sampai saat ini, ia mengaku belum menerima data yang dimaksud.
Ia akan melibatkan berbagai pihak untuk mengkaji data yang dimaksud,
termasuk kalangan akademisi untuk menjajaki laporan tersebut.
“Saya tidak dalam kapasitas membela diri, sampai sekarang saya belum
lihat datanya. Sudah ada tim yang terbentuk untuk menjajaki apa yang
dimaksud, seperti apa, dan sejauh mana kedalaman data yang mereka
miliki, bisa saja kita libatkan pihak lain seperti kalangan akademisi,”
kata Syahrul, Kamis (30/8).
Syahrul pun mengaku tidak akan menghalang-halangi pihak lain untuk
menindak lanjuti jika memang ada penyimpangan seperti yang ada dalam
laporan tersebut. Termasuk dari Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).
“Sudah empat tahun saya teriak-teriak soal ini (anti korupsi). Selain
tim yang akan menyelidiki, KPK juga boleh turun karena dari dulu kalau
soal korupsi saya tidak pernah dan tidak akan halang-halangi, silakan
saja KPK turun mari kita jajaki sama-sama dimana ada korupsinya,” ujar
Syahrul.
Syahrul berharap, pemberitaan data LHP PPATK ini tidak berekses politis
dengan tujuan untuk merugikan nama baik orang lain. Karena sampai saat
ini belum ada data yang menunjukkan bahwa Sulsel terkorup. [KM02]
Short URL: http://www.kabarmakassar.com/?p=12346
APBD 2013 Diusul Naik 10%
Kamis, 30 August 2012 | |
MAKASSAR–
Pemprov Sulsel akan mengusulkan APBD 2013 mendatang meningkat sebesar
10% atau sebesar Rp5,2 triliun, dibanding APBD 2012 yang hanya mencapai
Rp4,7 triliun. Fokus pembelanjaan APBD di tahun depan juga akan lebih fokus pada penyelesaian sejumlah kebijakan umum, terkait penuntasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selain itu,anggaran triliunan tersebut juga akan dipergunakan untuk menyinkronisasi 12 proyek yang merupakan instruksi Pemerintah Pusat di daerah, seperti program kemiskinan, pendidikan, serta kesehatan. APBD tersebut juga untuk pembangunan koridor ekonomi guna percepatan dan perluasan pembangunan di daerah ini. Di mana daerah ini masuk dalam koridor Sulawesi- Maluku Utara sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, serta penopang perikanan nasional. ”Dari sisi kuantitatif, kita harapkan bisa naik sebesar 10% dibanding tahun sebelumnya. Tapi ini masih secara umum, masih akan dibicarakan dengan DPRD,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel Yaksan Hamzah di Makassar, kemarin. Terdapat pula sektor pertanian, energi dan sumber daya mineral (EDSM), pendidikan dan kesehatan, serta komperasi dan UMKM. Hal ini diharapkan bisa menekan penurunan pengangguran di bidang ketenagakerjaan. Sementara itu,Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga ditargetkan meningkat sebesar 10% dibandingkan tahun 2012 yang hanya Rp2,6 triliun. Sumber pendapatan ini berasal dari sektor pajak kendaraan bermotor, retribusi,serta dana perimbangan daerah. Yaksan mengatakan, pertumbuhan ekonomi pun diharapkan bisa lebih tinggi dari angka nasional, dan diupayakan tetap mencapai pada angka sekitar 8%. Anggota Badan Anggaran DPRD Sulsel Aerin Nizar membenarkan rencana kenaikan APBD 2013 .Namun,dia belum mengetahui secara detail mengenai besaran kenaikan tersebut. Aerin menilai wajar jika APBD 2013 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. ”Setiap tahun memang ada kenaikan APBD.Beberapa waktu lalu kita sudah tandatangani MoU terkait kebijakan anggaran 2013,dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) baru akan kita bahas pekan ini,”katanya tadi malam. wahyudi |
Rabu, 29 Agustus 2012
Tan Malaka Pimpin Perusda Agroindustri
Rabu, 29 Agustus 2012 | |
MAKASSAR
– Meski telah pensiun dari PNS, mantan Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan (Bappeda) Tan Malaka Guntur masih mendapatkan kepercayaan
dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Dia ditunjuk untuk memimpin Perusda Agroindustri. Surat keputusan (SK) Gubernur terkait pemilihan Tan Malaka Guntur tersebut bahkan dikeluarkan sebelum Idul Fitri 1433 H lalu.Tan Malaka Guntur akan dilantik pada 5 September 2012 mendatang. Dengan hadirnya Perusahaan Daerah (Perusda) Agroindustriini, makagenapduaperusda yang ada di Sulsel yang ditargetkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). ”Pak Tan Malaka sebagai Direktur Perusda Agroindustri Sulsel itu. Dia akan dilantik nanti bulan depan oleh Gubernur Sulsel,” kata Sekprov Sulsel A Muallim di Kantor Gubernur Sulsel,kemarin. Perusda Agroindustri ini nantinya akan lebih fokus kepada pengembangan kakao, beras, rumput laut, serta jagung yang selama ini menjadi komoditi andalan Sulsel. ”Perusda yang dipimpin Tan Malaka nanti akan diposisikan sebagai Bulog daerah, untuk pengamanan harga beras bagi petani. Selebihnya mengembangkan bisnisnya,”bebernya. Soal anggaran, kata dia, rencananya akan dimasukkan pada APBD-Perubahan 2012 mendatang. Hanya saja,Muallim belum bisa memastikan berapa anggaran yang dibutuhkan. Sebelumnya,Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengeluarkan kebijakan untuk melikuidasi dua unit Perusda yang selama ini dinilai tidak memberikan kontribusi positif untuk daerah. Kedua Perusda yang dilikuidasi tersebut yakni Perusda Pariwisata dan Perdagangan Umum. Sedangkan Perusda Umum dan Agrobisnis akan dipertahankan oleh Pemprov Sulsel. wahyudi |
Syahrul Hadiri Paripurna di DPRD Sulsel

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo
Makassar, 29 Agustus, 2012
Syahrul Hadiri Paripurna di DPRD Sulsel
MAKASSAR -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menghadiri rapat
paripurna yang diagendakan oleh DPRD Sulsel, Kamis (30/8/2012). Rapat
paripurna kali ini untuk mendengarkan pemandangan umum fraksi terhadap
beberapa rancangan peraturan daerah (Ranperda) yang sementara digodok
oleh DPRD Sulsel.
Kedua ranperda dimaksud adalah ranperda tentang partisipasi pihak ketiga
dalam pembangunan daerah Provinsi Sulsel dan ranperda tentang sistem
kesehatan Sulsel.
Selain mendengarkan pemandangan umum fraksi, juga paripurna untuk
mendengarkan pendapat Gubernur Sulsel terhadap ranperda usul prakarsa
DPRD Sulsel tentang pembentukan perusahaan penjamin kredist daerah
Sulsel. (adin syekhuddin)
Gubernur Desak Pembangunan Kereta Api
Anggaran Infrastruktur Rp180 T

OXFORD. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (empat kanan), berbincang dengan Jacobo Bermudez (kiri) dari Oxford Bussines Group, difasilitasi Wakil Ketua Umum Kadin, Zulkarnain Arief (kanan), di Jakarta Covention Centre, Jakarta, Selasa, 28 Agustus.
HAL itu diungkapkan SBY saat membuka acara Asia-Pacific Ministers and Regional Governors Conference on Sustainable and Inclusive Infrastructure Development and Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2012 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa, 28 Agustus.
Pada sektor transportasi, kata SBY pemerintah akan menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 kilometer (km). Selain itu, pemerintah juga akan membangun jalan-jalan baru sepanjang 559 km, rel kereta api sepanjang 380 km dan 15 pelabuhan udara baru.
Pemerintah telah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan enam koridor. Di dalam MP3EI ini, ada 135 proyek pembangunan infrastruktur dan sektor riil telah dimulai, dengan nilai investasi lebih dari Rp490 triliun. Melalui MP3EI, selain Pulau Jawa dan Sumatera yang relatif sudah lebih berkembang, kawasan-kawasan di Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku, serta di Kepulauan Nusa Tenggara menjadi perhatian utama.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) sekaligus Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Llimpo, yang mendampingi SBY mengatakan, konferensi tersebut untuk memberikan ruang bagi daerah di seluruh Indonesia untuk memaparkan bagaimana peluang investasi di daerah mereka. Syahrul mengatakan, khusus di Sulsel ada tambang nikel, juga infrastruktur dasar yang perlu diperbaiki, apakah itu darat, udara, juga laut yang harus terbuka, termasuk kereta api.
Semua itu, lanjut Syahrul, bisa diwujudkan melalui koridor-koridor MP3EI sebagai lokomotif pembangunan di Indonesia. Tentu saja, kata Syahrul, investor tersebut, harus didukung dengan regulasi. Terkait regulasi, pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus duduk bersama, mencari solusi yang tidak memberatkan investor, dan tidak merugikan pemerintah.
Selain itu, daerah juga harus menjamin keamanan investasi para investor. Sulsel, sebut Syahrul, merupakan daerah yang sangat aman bagi investor. Demikian pula ketersediaan energi listrik. Menurut Syahrul, energi listrik Sulsel sangat mencukupi untuk kebutuhan investasi di Sulsel.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur, Konstruksi dan Properti, Zulkarnaen Arief, mengungkapkan, kegiatan seperti ini sudah dua kali digelar guna mendorong pertumbuhan infrastruktur di Indonesia.
Menurut Zulkarnaen Arief, kegiatan ini digelar Kadin dalam rangka menfasilitasi pemerintah dan para investor dari Asia Pasifik, seputar investasi infrastruktur di Indonesia yang bisa disinergikan. Saat ini, investasi infrastruktur yang sementara berjalan hampir Rp500 triliun. "Nanti akhir tahun akan kita hitung ulang kebutuhan infrastruktur kita," jelas dia.
Gubernur Sulawesi Barat yang juga Ketua Badan Kerja Sama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), Anwar Adnan Saleh, mengapresiasi forum seperti ini. "Kita apresiasi kaena Kadin mau kerja sama gubernur. Pemerintah dan Kadin memang harus bersinergi untuk pembangunan infrastruktur," jelas Anwar.
Di Sulawesi Barat, kata Anwar, pihaknya akan menggenjot pelabuhan kontainer bertaraf internasional di Belang-belang dengan dukungan dengan tenaga listrik berkekuatan tinggi.
Pasca pilgub Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendatang, para gubernur se-Sulawesi rencana akan ke Rusia untuk merealisasikan jalur kereta api. Karena menurut Anwar, Rusia yang paling siap untuk merealisasikan jalur kereta api trans Sulawesi. (asw/yun)
Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120828220810-gubernur-desak-pembangunan-kereta-api
Wagub Pastikan Pembangunan Sekolah Penerbangan di Luwu
Rabu, 29 Agustus 2012
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang memastikan sekolah
penerbangan tetap akan di bangun di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu,
Sulsel.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang memastikan sekolah
penerbangan tetap akan di bangun di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu,
Sulsel.
Keberadaan sekolah tersebut menurutnya sebagai salah satu upaya memenuhi
kebutuhan sumber daya ahli penerbangan di dunia dan Indonesia.
Agus AN kepada TRIBUN TIMUR di Makassar mengatakan, rencana
tersebut tetap dipertahankan pemerintah provinsi, sambil menunggu
pemenuhan syarat yang ditetapkan pusat yakni lahan bersih dan
bersertifikat hak milik atas nama Pemerintah Kabupaten Luwu.
“Tidak benar jika ada pihak yang mengatakan Gubernur Syahrul
memerintahkan pembatalan sekolah penerbangan di Luwu. Kami masih
mempertahankannya di tingkat pusat. Saat ini, sertifikat tanah sedang
diusahakan oleh Bupati Luwu Andi Muzakkar,” tegasnya.
Agus menjelaskan, dalam pertemuan Sudagar Bugis Makassar yang
berlangsung di Menara Bosowa, Gubernur Syahrul Yasin Limpo telah
menawarkan peluang investasi pembangunan sekolah tersebut kepada para
pengusaha. Menurutnya, ia optimistis tawaran itu akan disambut sebab
saat ini kebetulan ada pengusaha yang memang berminat.
Pengusaha yang dimaksud mantan Ketua DPRD Sulsel tersebut yakni Pieter
Wattimena yang datang bersama Jusuf Kalla dari Jakarta. Pieter dan grup
usahanya dari Swiss berminat untuk membuka sekolah penerbangan di Bua.
Pieter selain pengusaha juga mantan Dan Lanud Hasanuddin dan Wakil
Panglima Koopsau II.
“Kemarin (Minggu, 26/8/12) di Kalla Tower atas petunjuk Gubernur, saya
pertemukan Kadis Perhubungan dengan Pak Pieter Watimena, untuk membahas
sekolah penerbangan di Bua, Kabupaten Luwu. Saat ini beliau sementara
menuju Luwu untuk melihat langsung. Kemarin juga sudah dikomunikasikan
dengan Bupati Luwu Andi Muzakkar,” ujarnya.
Agus menambahkan, pada awalnya Pieter berencana menempatkan investasi
sekolah penerbangan di Kupang. Tapi setelah melihat penawaran pemerintah
provinsi, pengusaha tersebut lebih tertarik pindah ke Bua, Luwu.
“Investasi ini sangat menarik, sebab setiap tahun Indonesia butuh
sekitar 1500 penerbang. Dengan investasi swasta dan pemerintah, Insya
Allah dibangun dua sekolah penerbang di sekitar Bandara Bua. Kabupaten
Luwu akan jadi pusat produksi SDM ahli penerbangan” ungkap Agus.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Masykur Sultan memastikan hal yang sama.
Menurutnya, pembangunan sekolah penerbangan di Luwu dimulai dengan
pembangunan SMK Penerbangan pada tahun 2013, sementara sekolah tingginya
akan digabungkan dengan ATKP di Makassar.
Sekolah penerbangan di Luwu akan menjadi “rating school”, yakni sekolah
untuk pelatihan penerbang dan kepelautan, awak pesawat dan kepelautan
serta diklat singkat. Pemerintah juga akan menetapkan bandara Bua
sebagai pusat pemeliharaan dan perbaikan penerbangan perintis di KTI.
Mengenai rencana swasta untuk investasi sekolah penerbangan, Masykur
menyatakan sangat positif karena memang dibutuhkan lebih banyak sekolah
penerbangan. Kebutuhan dunia saat ini sudah 50.000 penerbang baru.
Sementara minat orang menjadi penerbang di Luar Negeri menurun, tapi
meningkat di Indonesia.
“Saya sudah memerintahkan Kabid perhubungan udaranya mendampingi pak
Pieter Wattimena melakukan peninjauan ke Bua, Luwu,” ujarnya.(gafar)
Sumber: http://bugisposonline.com/wagub-pastikan-pembangunan-sekolah-penerbangan-di-luwu.htm
Sumber: http://bugisposonline.com/wagub-pastikan-pembangunan-sekolah-penerbangan-di-luwu.htm
Selasa, 28 Agustus 2012
Ekspor Ikan Sulsel 30 Ribu Ton Pertahun
Perhatian Pemprov Dipuji

MAKASSAR, –Pertumbuhan
ekspor ikan segar Sulsel terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Untuk saat ini, ekspor ikan segar yang dilakukan 20 pengusaha eksportir
di Sulsel, telah menembus angka 30 ribu ton pertahun. Ikan-ikan segar
tersebut, diekspor di empat negara. Yakni Singapura, Kuala Lumpur,
Hongkong dan Jepang. Bahkan selalu menembus pasar Uni Eropa. Demikian
ditegaskan HM Sain Muin, Ketua Asosiasi Pengumpul Domestik Eksportir
Ikan Segar Sulsel, kepada Upeks Senin (27/8) di Kantor Kamar Dagang dan
Industri Sulsel, Jalan Ahmad Yani Makassar.
Dikatakan, peningkatan nilai ekspor tersebut seiring dengan naiknya
harga jual dibeberapa negara tujuan. Dia juga mengaku bangga dengan
pemerintah provinsi, yang mengeluarkan regulasi atau kebijakan yang
berpihak pada para eksportir ikan segar Sulsel selama ini. Sehingga
seluruh eksportir tidak merasa dihambat usahanya dan terus berkembang
secara pesat hingga saat ini. Adapun jenis-jenis ikan yang diekspor
adalah, Ikan Tuna, Kerapu, Sunu, Kakap Merah dan lainnya. Yang paling
banyak digemari adalah Ikan Tuna, Kakap dan Sunu. Rencananya kata
Direktur Utama PT PT Mega Bahari Adhimandiri ini, para eksportir akan
membidik pasar Timur Tengah.
“Namun kemungkinan bukan dalam bentuk ikan segar, tapi ikan yang sudah
diolah dalam bentuk ikan kaleng,” tandasnya optimis. Dia mengharapkan,
pemerintah provinsi dibawah nahkoda Gubernur Syahrul Yasin Limpo, tetap
memberikan ruang kepada para eksportir untuk berkembang seperti yang
dilakukan selama. Sehingga para eksportir ikan segar akan semakin maju
dan bisa menambah tumbuhnya perekonomian Sulsel dan mengurangi
pengangguran. Sekedar diketahui, perputaran uang dalam bisnis ekspor
ikan segar dari Sulawesi Selatan (Sulsel) cukup menjanjikan sepanjang
tahun ini.
Uang yang beredar dari hasil ekspor ikan segar mencapai Rp1 miliar
setiap harinya atau sebesar Rp30 miliar akumulasi per bulan. Pengelolaan
yang masih kurang baik, menjadi penghambat kian berkembangnya ekspor
ikan segar dari Sulsel. “Jika melihat peluangnya, ekspor ikan segar dari
Sulsel bisa mencapai nilai lebih tinggi lagi dari pencapaian selama
ini,” ujarnya. (mg10/ade)
Sumber: http://www.ujungpandangekspres.co/ekspor-ikan
SYL Jadi Pembicara di Depan Dubes se-Asia Pasifik
Selasa, 28 Agustus 2012
MAKASSAR -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) dijadwalkan menjadi pembicara pada pembukaan Asia Pacific Ministers and Regional Governors Conference on Sustainable Inclusiv Infrastructure Development (APM-RGC) and Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE 2012) diruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2012).
SYL dalam kapasitas sebagai Ketua Assosiasi Pemerintah Provinsi se Indonesia (APPSI) berbicara di hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga akan dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Gubernur dam ketua Kadin seluruh Indonesia.
MAKASSAR -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) dijadwalkan menjadi pembicara pada pembukaan Asia Pacific Ministers and Regional Governors Conference on Sustainable Inclusiv Infrastructure Development (APM-RGC) and Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE 2012) diruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2012).
SYL dalam kapasitas sebagai Ketua Assosiasi Pemerintah Provinsi se Indonesia (APPSI) berbicara di hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga akan dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Gubernur dam ketua Kadin seluruh Indonesia.
Bukan hanya itu, menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Agus
Sumantri dalam acara tersebut akan dihadiri seluruh duta besar (dubes)
negara-negara Asia Pasifik untuk Indonesia.
"Pak gubernur SYL akan menggambarkan kondisi infrastruktur sebagai
sarana vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial maupun budaya
masyarakat baik utk membangun konektivitas antar daerah maupun daya
saing," jelas Agus.
SYL juga akan mengemukakan kesiapan APPSI mendukung Pemerintah utk
mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan pembangunan
sektor-sektor ekonomi dan memfasilitasi berbagai hal termasuk kebijakan
daerah yg dibutuhkan.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/08/28/syl-jadi-pembicara-di-depan-dubes-se-asia-pasifik
Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/08/28/syl-jadi-pembicara-di-depan-dubes-se-asia-pasifik
Pengusaha Arab Tertarik Bangun Hotel di CPI
Selasa, 28 Agustus, 2012
Juga Berminat Membangun Pabrik Marmer
MAKASSAR,–Owner
Al Kalfut for Trading and General Contracting EST, Mohammad A AL
Qurashe bersama tiga pengusaha dari Suku Quraish yang terpandang di Arab
Saudi, melakukan penjajakan investasi di Sulsel. Salah satu yang
menjadi bidikannya adalah membangun hotel di Kawasan Central Point of
Indonesia (CPI). Hal itu terungkap saat melakukan pertemuan dan tukar
informasi dengan beberapa pengurus Kadin Sulsel, Senin (27/8) kemarin.
Mohammad A AL Qurashe yang diterima Wakil ketua Kadin Sulsel, Ilham Alim
Bachrie, memaparkan minatnya untuk membangun hotel di CPI.
Termasuk membidik segmen usaha lainnya. Semisal pertanian, pabrik
makanan dan pertambangan marmer. Jika nantinya berhasil, maka akan
banyak datang pengusaha-pengusaha Arab Saudi di Sulsel untuk ikut
menanamkan investasi. Karena Sulsel adalah daerah maju dan berkembang
pesat. Untuk Marmer, Perusahaan Al Kalfut for Trading and General
Contracting EST Arab Saudi ini, berjanji akan menginvestasikan10 juta
Dollar. Pihaknya kata dia, akan mulai berinvestasi di Sulsel pada awal
tahun 2013 mendatang. Namun, sebelum berinvestasi, pihaknya akan
mempelajari beberapa hal setelah kembali dari kunjungannya di Sulsel.
Tapi sebagai langkah awal dari penjajakan kerjasama tersebut, pihaknya
juga akan membeli dulu sejumlah barang-barang untuk di bawa ke Arab
Saudi. “Mungkin kita akan bahas masalah marmer dan pabrik makanan,
seperti susu dan sejenisnya. Tujuan utamanya ke sini mau membuat pabrik.
Kita lebih cenderung ke Marmer, mungkin investasinya sekitar US 10 juta
dollar,” katanya. AL Qurashe mengungkapkan, untuk langkah awal dari
marmer tersebut, pihaknya akan membeli dulu dan mencoba serta melihat
jenis kualitas barangnya.
Tujuannya lanjut dia, adalah agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di
Sulsel dapat dimanfaatkan dan diberdayakan. “Yang dekat dari Indonesia
juga bisa kerjasama dalam hal ini. Nanti tahun depan baru buat pabrik,
awal 2013. Setelah kita mempelajari yang ini, sekitar bulan Januari dan
Februari,” terangnya. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, yang sempat
menerima para pengusaha Arab Saudi, menuturkan kedatangan investor
tersebut baru dalam tahap penjajakan untuk membangun kerjasama. “Dia
(investor) baru menjajaki apa yang ada.
Tapi, saya yakin mereka punya potensi dan kemampuan untuk berinvestasi,”
tuturnya. Syahrul menambahkan, investor tersebut telah bertemu dengan
private sektor dan bisnisman yang ada di Sulsel. Tentu saja, ada lokal
partner yang harus dibangun dulu oleh investor tersebut. Setelah itu
lanjut dia, baru Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel memberi ruang.
Yang jelas kata Syahrul, dirinya selaku gubernur dengan segala potensi
yang dimiliki Sulsel bersama walikota dan para bupati membuka diri untuk
investasi hal-hal yang baik. “Paling tidak, bagi saya, mereka sebagai
pengusaha muda yang ada dan berdomisili di Jeddah dan Mekkah itu.
Penting bagi kami di Sulsel, karena jamaah Haji kita besar. Baik umroh
maupun Haji biasa.
Kita berharap, ini menjadi jalur-jalur pendekat kalau ada hal-hal yang
kita butuhkan,” ujarnya. Mengenai investasi yang dijajaki pengusaha Arab
Saudi tersebut, Syahrul mengaku, investasi bidang industri, resort.
Bahkan, berbagai hal yang terkait dengan tambang. Dimana, Sulsel
memiliki konsesi dan Sumber Daya Alam (SDA) seperti itu. “Marmer kita
kan termasuk marmer yang terkenal, tentu saja kalau dia tertarik. Ya,
kita buka ruang untuk investasi. Kita punya marmer yang sangat besar.
Tapi, selaku Gubernur, saya sangat selektif membuka itu. Karena, saya
tidak berharap ada dampak-dampak lingkungan. Kalau kita terlalu
mengeksploitasi SDA itu,” ungkapnya. Tak hanya itu, Syahrul juga
menambahkan, Sulsel memiliki marmer yang terkenal sekarang. Namun,
dirinya enggan mengumbar hal tersebut. Sebab, sangat terbatas dan
berpengaruhi pada irigasi dan pengairan di Sulsel. “Mereka menjajaki,
menjajaki itu belum tentu. Dia masih melihat-lihat pasarnya,” kuncinya.
(mg10/ade)
Senin, 27 Agustus 2012
Pemprov Sulsel Target PAD 2013 Rp 2,5 Triliun
Senin, 27 Agustus 2012
MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM--Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sulsel menargetkan kenaikan pendapatan asli daerah
(PAD) dari Rp 2,4 triliun pada tahun ini menjadi Rp 2,5 triliun pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2013.
Target tersebut disampaikan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo saat penandatanganan memorandum of understanding (MoU) Kebijakan Umum Anggaran (KUA)-Perencanaan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) rancangan umum APBD 2013 di Gedung Tower DPRD Sulsel, Makassar, Senin (27/8/12).
KUA-PPAS tersebut ditandatangani Syahrul bersama Ketua DPRD Sulsel Moh Roem. Menurut Syahrul yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulsel ini, target tersebut dapat dicapai mengingat tingginya pertumbuhan ekonomi Sulsel saat ini.
"Pihak pemerintah akan terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang rata-rata di atas tujuh persen, merupakan pertumbuhan tinggi di atas rata-rata nasional. Kita akan percepat pelayanan hak dasar dan distribusi pendapatan," kata Syahrul.
Mantan Bupati Gowa ini juga menyinggung adanya perbedaan sikap politik sejumlah kalangan. Demi mencapai target Rp 2,5 triliun, Syahrul mengajak semua pihak untuk bekerjasama demi peningkatan pembangunan Sulsel.
"Baik eksekutif maupun legislatif, mari bekerjasama meski ada perbedaan sikap politik," ajak Syahrul.
Minggu, 26 Agustus 2012
PSBM Sepakat Gairahkan Kuliner Khas Sulsel
Minggu, 26 Agustus 2012 | |
![]() Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS) di Wisma Kalla, Makassar, kemarin. Kegiatan tersebut digelar bersamaan dengan Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) ke-13 yang akan dibuka oleh mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla hari ini. MAKASSAR – Selain untuk tujuan bisnis,Kota Makassar juga sudah dikenal sebagai kota wisata kuliner. Pusat kuliner modern pun sudah lama mengembangkan sajian makanan dan penganan khas Sulsel di Kota Daeng ini. Hanya saja, sajian masakan tradisional masyarakat Bugis- Makassar itu masih sulit dijumpai di luar Sulsel alias kalah pamor dari kuliner nusantara lainnya. Atas dasar itulah, Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) ke-13 yang akan dibuka oleh mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla hari ini sepakat untuk menggairahkan kuliner asal Sulsel secara nasional. Dari sisi bisnis dan branding-nya, akan dirumuskan oleh tim khusus. Ketua Panitia PSBM XIII dan musyawarah kerja nasional (Mukernas) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sadikin Aksa mengakui, jenis kuliner asal Sulsel sangat banyak namun masih kalah pamor oleh Rumah Makan Padang yang ada hampir ada di seluruh Indonesia. Bahkan, di negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, makanan khas Padang sudah bisa dijumpai di pusat perkotaan.“Ada sejumlah makanan khas dari Sulsel yang sudah dikenal. Di antaranya coto,konro,dan pallu basa, tetapi makanan ini belum bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah di Indonesia,” kata putra pendiri Bosowa Group Aksa Mahmud. Beberapa penganan asal Sulsel juga telah diklaim oleh daerah lain seperti pisang ijo yang telah dikembangkan di Bandung sehingga bisa tahan lama. Padahal, menurut Sadikin, pisang ijo yang paling enak masih berasal dari Sulsel.Olehnya itu, PSMB akan fokus menangani masalah kuliner tersebut. “Kami akan datangkan ahli makanan untuk mendata makanan mana saja yang khas Sulsel yang bisa dikembangkan, kita juga akan mengolah lebih baik sehingga nantinya makanan Sulsel bisa ditemukan di seluruh Indonesia. Untuk pengembangannya kita akan gandeng KKSS yang ada di setiap provinsi,”katanya. Sadikin Aksa mengatakan, upaya menasionalkan makanan tradisional khas Sulsel telah disepakati menjadi salah satu fokus yang akan ditindaklanjuti usai pertemuan.Menurutnya, upaya ini dilakukan karena banyak kalangan yang merindukan makanan khas Sulsel khususnya para saudagar yang berada di seluruh wilayah Indonesia bahkan mancanegara. Panitia juga menjadikan festival makanan tradisional sebagai salah satu agenda utama dalam penyelenggaraan PSBM XIII yang dirangkaikan dengan Mukernas KKSS sebagai bagian dari upaya awal untuk menasionalkan makanan tradisional melalui para saudagar dan pengurus KKSS. Makanan- makanan tersebut akan disajikan secara tradisional pada jamuan makan malam PSBM dan acara penutupan. Usai penyelenggaraan PSBM,akan dibentuk tim untuk memantau dan mengkaji potensi makanan tradisional yang memungkinkan untuk diperkenalkansecaraluas. Kemudian merancang pola distribusi dan kemasan yang menarik.Upaya ini pun telah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah mengenai paket-paket makanan yang akan diperkenalkan. Dia menegaskan, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Hal ini juga merupakan salah satu evaluasi dari PSBM sebelumnya.“ Tidak ada kata terlambat, kita harus mulai. Dengan makanan budaya suatu daerah bisa dikenal,”katanya. Ketua Umum KKSS Muhamad Yusuf Daeng merespons positif gagasan para saudagar dalam forum PSBM di Makassar. Menurutnya,rumah makan bugis sudah harusnya ada di berbagai daerah seperti Rumah Makan Padang yang ada di mana-mana. “Masakan Bugis itu punya khas tersendiri.Walau di beberapa daerah di Indonesia ditemukan masakan yang sama, tetap saja ada perbedaan mendasar dan itu sisa diolah dengan baik dan profesional,” kata dia. Menurut dia, branding rumah makan Bugis tidak akan kalah dengan rumah makan Padang, apalagi jika sering-sering dilakukan festival kuliner yang akan membedah kedua masakan ini.Yusuf Daeng juga berharap secepatnya ada pematengan nama makanan agar menjadi ciri khas daerah. Untuk mencuri perhatian konsumen, Yusuf juga meminta ada perbaikan penamaan makanan agar menarik. Menurutnya, sejauh ini kuliner asal Sulsel tidak kalah dengan daerah lain soal rasa tetapi soal pengemasan, masih harus diperbaiki agar menarik. “Jika ingin seperti rumah makan padang,kita juga harus mengemas prosedurnya yang tetap agar menjadi ciri khas,dan sama di seluruh Indonesia.Bahkan di belahan dunia mana pun, pengolahan dan penamaan diperbaiki, hingga pelayanan yang mengesankan bagi konsumen,”kata dia. Momentum PSMB kali ini tidak disia-siakan karena untuk pertama kalinya dirangkaikan dengan Mukernas KKSS. Kemarin, Mukernas KKSS dibuka oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan dilanjutkan malam ramah tamah di Rumah Jabatan Gubernur dengan suguhan kuliner khas Sulsel. Hari ini,PSBM akan dibuka dengan berbagai agenda utama, seperti diskusi saudagar yang akan membahas banyak hal termasuk dengan pengembangan kebudayaan dan bisnis. Dalam diskusi ini pula akan dibahas rekomendasi apa saja yang telah dilaksanakan para anggota dalam kurung waktu dua tahun terakhir.“Selain diskusi saudagar, akan ada juga pemaparan dari dua bupati yakni Bupati Wajo dan Bupati Bantaeng ditambah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel.Kemudian ada kisah sukses dari tiga pengusaha,” ujar Stering Commite PSBM dan KKSS Opan Lamara. Tiga orang yang akan membawakan kisah sukses itu adalah CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa,Pendiri Matahari Group Hari Darmawan serta Direktur Utama PT Bayumas Jaya Mandiri, Rusdi Masse yang saat ini juga merupakan Bupati Sidrap. Pertemuan PSBM kali ini diklaim oleh panitia sebagai yang paling berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terutama soal konsep dan jumlah peserta. Untuk mengikuti PSBM hari ini, panitia terus merampungkan registrasi peserta dan sudah terdata hingga 350 orang. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga acara digelar.“Kita perkirakan peserta akan mencapai 600 orang,”kata Opan Lamara. rahmat hardiansya/ant |
SYL: Sulsel Harus Menjadi Daerah Utama
Minggu, 26 Agustus 2012
Makassar Sulsel, – Gubernur Sulsel SYL pagi ini minggu 26 agustus membuka Pertemuan Saudagar Bugis Makassar.
Dalam sambutannya gubernur menegaskan bahwa org Bugis Makassar memiliki
semangat juang yang tinggi. Selain itu juga mereka merupakan pekerja
keras dan memiliki kepekaan sosial yang cukup tinggi.
Inilah yang menjadi modal utama sehingga org Bugis Makassar selalu
sukses. Dalam Sambutannya gubernur juga menegaskan bahwa Sulsel tidak
mau Lagi jadi daerah kedua.
Tapi sulsel harus menjadi daerah utama di Indonesia. Dan para saudagar bugis Makassar harus ikut berperan didalamnya. [KM02]
Short URL: http://www.kabarmakassar.com/?p=11949
Sabtu, 25 Agustus 2012
Pekan Depan, Pemprov Bahas Parkir GDP
SABTU, 25 AGUSTUS 2012
MAKASAR, - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) akan
memanggil pengelola Gowa Discovery Park (GDP) Somba Opu awal pekan depan
untuk membahas perjanjian kerja sama (PKS) pembangunan parkir di atas
lahan milik pemprov.
Sekretaris Provinsi Sulsel Andi Muallim menjelaskan, lahan seluas dua
hektare itu akan dibuatkan perjanjian kesepakatan mengenai bagi
hasil. Hal ini dilakukan lantaran parkiran yang telah dibangun itu,
tidak masuk dalam PKS antara pemprov dengan PT Mirah Mega Wisata (MMW)
selaku investor yang hanya akan mengelola lahan seluas 14 hektare selama
30 tahun.
“Hari Senin saya mau panggil kembali untuk dibicarakan dan memang juga
kami mau lihat bagaimana perkembangannya. Dan yang jelas bahwa itu
(parkir) dibangun di atas tanah pemda yang tidak masuk dalam perjanjian
sebelumnya,” ungkap Muallim di Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip
Sumohardjo, Makassar, Jumat, 24 Agustus.
Dijelaskan, parkiran tersebut masuk sebagai perjanjian khusus menyusul
PKS pembagian hasil pengelolan GDP yang telah disepakati sebelumnya.
Yakni pembangunan di atas lahan seluas 14 hektare dengan pembagian
keuntungan 20 persen masuk ke kas Pemprov Sulsel.
“Jadi dia masuk dalam perjanjian khusus. Kenapa tidak masuk dalam
perjanjian yang dulu (lahan 14 hektar)? Karena kalau mau masuk ke PKS
itu kami harus merombak total lagi (kesepakatannya). Makanya, kita mau
pisahkan saja,” terangnya.
Lebih jauh Muallim menjelaskan, konsep bagi hasil parkiran tersebut
pihaknya bersama pengelolah GDP telah melakukan pertemuan sebelumnya.
“Bahwa khusus untuk parkir ini akan diperjanjikan kemudian,” katanya.
Dua Opsi
Sebelumnya, mantan Kepala Inspektorat Sulsel ini mengusulkan dua opsi,
yakni pengelolaan parkir tersebut diserahkan ke UPTD Disbudpar Sulsel
ataupun ditangani langsung oleh PT MMW sebagai pengelola GDP, tetapi
tetap akan memberikan sharing bagi pemerintah daerah.
“Ini bukan suatu masalah. Hanya saja, harus ada perjanjian tambahan lagi
mengenai pemanfaatan lahan parkir seluas 2 hektar ini,” tandasnya.
Sekadar diketahui, GDP ini dibangun di kawasan bersejarah Benteng
Sombaopu perbatasan Gowa dan Makassar, yang terdiri atas taman gajah
seluas 2,3 hektare, taman burung 1,7 hektare,waterboom tiga hektare dan
treetop outbond tiga hektare. Seluruh lahan yang digunakan merupakan
milik Pemprov Sulsel. Diperkirakan, biaya yang digunakan pada
pembangunan taman ini mencapai Rp67 miliar. (eky/ute)
Gubernur Sulsel Jadi Pemateri Seminar-Reuni MIPA Unhas
Sabtu, 25 Agustus 2012
MAKASSAR
- Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menjadi pemateri di Seminar
Ilmiah dan Reuni Alumni Fakultas Matematika IPA (MIPA) Universitas
Hasanuddin Makassar, Sabtu (25/8/2012).
Bertempat di Ball hotel Swiss Bell Inn, kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang menghimpun alumni dari angkataN 1980 hingga 2000.
Syahrul mengungkapkan, salah satu faktor keberhasilan pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan industri di suatu daerah yakni dengan adanya
kepemimpnan pemerintahan yang baik.
"Karena saya dari pemerintahan jadi saya bicara pada tataran itu. Jika
pemerintahan baik dan merancang kegala aspek kehidupan yang di atas,
maka tatanan daerah tersebut akan baik pula. Apalagi di dukung dengan
dukungan masyarakat terhadap keputusan pemerintah, tentu akan lebih baik
lagi," katanya.(*)
Kopi Arabica Sulsel Capai 3.000 Ton
Sabtu, 25 Agustus 2012 |
![]() | |||||
MAKASSAR– Sulawesi Selatan masih tercatat sebagai salah satu daerah di
Indonesia yang menghasilkan komoditas kopi arabica. Produksi kopi
arabica Sulsel mencapai 3.000 ton. Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) bidang Adminitrasi dan Keuangan, Litha Brent mengatakan, Sulsel dapat terus meningkatkan jumlah produksi kopi arabica karena pasar ekspor kopi jenis ini semakin terbuka. “Produksinya harus dikembangkan. Ekspor harus ditumbuhkan karena pasar sangat terbuka,” katanya di Makassar kemarin. Saat ini, Sulsel berkontribusi sebesar 1% dari total ekspor kopi arabica nasional yang mencapai 400.000 ton. Kontribusi tersebut berasal dari tiga daerah di Sulsel yang mengembangkan produksi kopi jenis ini yaitu Kabupaten Toraja, Enrekang dan Sinjai. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini mengatakan, kopi arabica memiliki nama besar untuk kategori spesial yang memiliki harga tinggi. “Harganya memang tinggi tyakni 40.000 ribu per kilogram. Bahkan pernah mencapai Rp60.000 per kilogram,” katanya. Dari banyak negara tujuan ekspor, Amerika dan Jepang merupakan pasar ekspor besar kopi jenis ini. “Di Amerika itu di sepanjang pantai barat dan timur, laku sekali. Negara lainnya yang potensial adalah Jepang,” ujarnya. Spesies kopi arabica awalnya berasal dari pegunungan Yaman di negara Arab yang cocok dikembangkan di daerah dataran tinggi. (ant)
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/521320/
|
Pemprov Siapkan Jalur Pengadilan
SABTU, 25 AGUSTUS 2012
Soal Pembebasan Lahan di Maros dan Barru
MAKASSAR, - Pemerintah Provinsi Sulsel mengaku siap menempuh jalur
pengadilan yakni dengan jalan konsinyasi langsung di pengadilan. Hal ini
akan ditempuh jika persoalan lahan pada pembangunan jalur trans
Sulawesi, khususnya jalur Makassar-Parepare pada dua orang pemilik
lahan, yakni di Kabupaten Barru dan terutama di Kabupaten Maros tidak
kunjung selesai.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang menegaskan, Pemprov Sulsel
telah meminta pemerintah kabupaten setempat untuk terus melakukan
pendekatan persuasif agar kedua pemilik lahan di Barru dan Maros itu mau
berpartisipasi dalam upaya pelebaran jalan.
“Ini sisa satu rumah, tetapi Pemda Maros sudah lakukan pendekatan
persuasive. Kalau tidak bisa kita tempuh jalur lain (titip di
pengadilan).
Selama ini kan kita lakukan persuasive dan kita minta Pemkab Maros
dekati dulu, kalau memang tidak, kita akan turunsama-sama. Karena kalau
daerah lain sudah jalan, ini kan untuk kepentingan umum,” tegas Agus di
Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Jumat, 24 Agustus.
Di Kabupaten Maros, ia menjelaskan sejauh ini masih kesulitan lantaran
satu orang pemilik lahan itu memang enggan melepas lahannya yang masuk
proyek pelebaran jalan karena persoalan perasaan.
“Khusus di Maros ini kesulitan karena ini persoalan perasaan dengan pemerintah setempat,” jelasnya.
Selain itu, mantan Ketua DPRD Sulsel ini juga mengungkapkan hal yang
sama terjadi di Kabupaten Barru. Di mana seorang pengusaha pengelolaan
air asal Korea juga menyulitkan pembangunan jalan tersebut. “Untuk yang
di Barru ini, kami sudah siapkan anggaran Rp150 juta tetapi dia minta
Rp300 juta. Kita minta masyarakat ini untuk ikut berpartisipasilah,
karena kalau pendekatan ekonomi (mau dipakai) pastilah tidak akan
ketemu,” katanya.
Lanjut, Agus menjelaskan bahwa pihaknya telah menyarankan kepada Wakil
Bupati Kabupaten Barru, untuk kembali melakukan pendekatan dan
negosiasi, dengan menawarkan opsi bahwa jangan di bongkar dulu baru
dibayarkan.
“Yang lain kita negoisasi, penggantinya kasih memang uangnya untuk
bangun itu pengolahan airnya, setelah itu rampung baru pindahkan
pipanya. Apa salahnya kan kalau dia punya bangunan pengolahan air itu
dibangun dulu, setelah itu kan tinggal beberapa hari disambung. Itu yang
kita inginkan, supaya ada solusi-lah. Masa kalau itu dibongkar, sekian
hari tidak beroperasi kita yang disuruh ganti,” urainya.
Ia menambahkan bahwa di Kabupaten Pangkep, meski sebelumnya diakui juga
pemerintah agak kesulitan pada persoalan yang sama, tetapi sejauh ini
itu sudah mulai berjalan.
“Ini kan susahnya soal negoisasi (kesepakatan harga), tetapi yang susah
kalau dia tidak mau jual. Di Segeri itu juga harus total dipindahkan,
tetapi sekarang mereka lagi (bicarakan) berapa nilainya atau kah
dibuatkan yang baru,” ujarnya.
Lebih jauh, Agus mengatakan bahwa Pemprov akan terus mendorong kabupaten untuk penyelesaian proyek pelebaran jalan tersebut.
“Jelas kami akan bantu kabupaten untuk itu. Sekarang kita tetap kerja,
proyeknya kan sampai akhir tahun ini,” tandasnya. (eky/ute)
Jumat, 24 Agustus 2012
Pemprov Tambah Dana Bansos
Sabtu, 24 Agustus 2012 |
MAKASSAR, -- Pemprov Sulsel masih membuka peluang bagi lembaga swadaya masyarakat atau LSM mendapatkan dana bantuan sosial (bansos). Anggarannya akan dialokasikan di perubahan APBD 2012.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial sebenarnya ketat mengatur alokasi belanja hibah dan bantuan sosial. LSM yang berhak menerima bansos hanya yang mengajukan proposal sebelum APBD disahkan.
Penerima bansos harus tercantum dalam APBD, sehingga calon penerima dana bansos harus dimasukkan saat pembahasan kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS). Pencairan dana bansos tidak lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni proposal dimasukkan setelah anggarannya ditetapkan di APBD.
Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Muallim mengakui, ketentuannya memang mengatur penerima bansos harus masuk di APBD. "Bagaimana yang tidak masuk di APBD? Kita lihat apakah bisa ditampung di perubahan anggaran," kata Muallim, Jumat, 24 Agustus.
Artinya, lembaga yang berminat mendapatkan dana bansos Pemprov Sulsel sudah harus memasukkan proposalnya sebelum perubahan APBD dibahas. Pencairan anggarannya tentu saja menunggu setelah pengesahan APBD yang biasanya dilakukan sekitar Oktober sampai November.
Namun Muallim menegaskan, penerima dana bansos yang sudah terdaftar di APBD maupun yang menyusul menyerahkan proposal juga harus memenuhi syarat untuk mencairkan dana. Paling tidak, lembaganya telah terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa selama tiga tahun.
Pemprov Sulsel memilih bersikap lebih berhati-hati mencairkan dana bansos setelah tersandung kasus dugaan korupsi pencairan dana bansos tahun 2008 yang sedang diusut Kejaksaan Tinggi Sulsel. Dana sebesar Rp8,8 miliar diduga mengalir ke sejumlah lembaga fiktif. (rif/min)
Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120824195351-pemprov-tambah-dana-bansos%27
Hari Pertama Kerja - Syahrul dan Ilham Puas Kehadiran PNS
Jumat, 24 Agustus 2012 | |
MAKASSAR
– Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Wali Kota Makassar Ilham
Arief Sirajuddin mengaku puas atas tingkat kehadiran pegawai negeri
sipil (PNS) pada hari pertama kerja pascacuti bersama Lebaran Idul
Fitri,kemarin. Syahrul dan Ilham sama-sama menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkup pemerintahan masing- masing.Setelah menggelar sidak, kedua tokoh yang akan bersaing di Pemilihan Gubernur Sulsel 2013 ini memuji tingkat kehadiran bawahannya tersebut. “Dari pantauan di beberapa kantor, hanya sekitar 1% saja PNS yang belum masuk kantor. Ada karena alasan sakit, dan juga izin.Saya cukup puas atas kesadaran PNS untuk mulai beraktivitas melayani masyarakat,” ungkap Ilham. Hal yang senada juga dilontarkan Syahrul seusai mendatangi sejumlah SKPD.“Alhamdulilah dari hasil pantauan kami, kehadiran PNS di atas 98%. Angka itu jauh lebih baik dari tahun sebelumnya,” katanya saat ditemui di Rumah Sakit (RS) Haji Makassar kemarin. Ilham Arief Sirajuddin menggelar sidak di sejumlah kantor pemerintahan. Dalam sidak di Kantor Gabungan Dinas tersebut wali kota tidak menemukan adanya PNS yang bolos. Dia kemudian melanjutkan sidak ke kantor Kecamatan Tamalate yang berada di kawasan Metro Tanjung Bunga. Di kantor tersebut,empat PNS diketahui tidak masuk kantor. Ilham lalu meminta kepada Kepala Badan Kepegawaian(BKD),Muh Kasim Wahab menyiapkan sanksi bagi PNS tersebut, terutama yang tidak memberikan alasan. “Kami tetap akan memberikan sanksi bagi PNS yang tidak memberi alasan soal ketidakhadirannya pada hari pertama ini. Sanksi itu bisa berupa teguran, surat peringatan,hingga penundaan kenaikan pangkat dan gaji,”ujar Muh Kasim. Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Makassar Rahman Pina mengatakan, BKD harus tegas dalam urusan sanksi bagi PNS yang kerap menambah libur. “Jika ada yang sakit itu juga harus ada keterangan dari dokter,”jelasnya. Sementara itu,angka kehadiran PNS di lingkup Pemerintah Provinsi Sulsel pada hari pertama kerja kemarin diklaim mencapai 98%. Syahrul yang melakukan sidak sekaligus halal bihalal ke sejumlah SKPD mengakui, di setiap SKPD,rata-rata hanya empat orang PNS yang tidak hadir. Alasannya sama yakni karena sakit,izin,dan cuti.“Saya cukup puas dengan kehadiran PNS ini. Dengan demikian, pemberian pelayanan masyarakat bisa tetap berjalan,”ujarnya. ● andi amriani/wahyudi |
Langganan:
Postingan (Atom)